Makassar (ANTARA News) - Manajemen Go-Jek kembali mengingatkan mitra pengemudinya yang masih menggunakan aplikasi GPS palsu untuk segera menghapus aplikasi yang biasa disebut "tuyul" jika tidak ingin terkena sanksi, karena perangkat lunak tersebut dianggap mencurangi.

"Kebijakan ini menjawab aspirasi mitra driver terkait dengan masalah yang sering mereka hadapi dalam mendapatkan order dari pelanggan. Diharapkan dengan penerapan kebijakan ini, mitra bisa bekerja lebih nyaman demi keluarga mereka," papar VP Corporate Communications Go-Jek Michael Reza Say, di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.

Menurut dia, mitra merupakan tulang punggung bagi Go-Jek. Sebab, mereka bekerja keras siang dan malam demi membantu jutaan warga Indonesia setiap harinya. Untuk itu, kenyamanan mitra dalam bekerja dan mendapatkan order juga merupakan salah satu prioritas utama.

"Kami mendengar aspirasi mereka, dan penggunaan aplikasi tuyul termasuk hal yang meresahkan mitra kami. Kami memahami hal ini dan mengembangkan sistem untuk mendeteksi keberadaan aplikasi tuyul atau GPS palsu di ponsel penggunaan aplikasi," ujar Michel saat temu wartawan

Penggunaan aplikasi GPS palsu, kata dia, merupakan tindakan curang yang akan merugikan mitra itu sendiri dan juga mitra lainnya yang bekerja dengan jujur. Beberapa oknum mitra menggunakan aplikasi tuyul untuk mendapatkan keuntungan dengan cara tidak adil.

Padahal, dengan menggunakan GPS palsu di aplikasi Go-Jek justru akan membahayakan data dari akun mitra tersebut. Cara kerja dari GPS palsu ini menggunakan aplikasi tertentu sehingga konsumen merasa pengemudi yang dipesan sudah dekat padahal jaraknya cukup jauh.

"Pengunaan aplikasi ini membuat ponsel mitra rentan terhadap program-program jahat yang bisa dibawa oleh aplikasi Tuyul. Kami di Go-Jek selalu menjunjung tinggi kejujuran dan kami berharap para mitra driver juga dapat senantiasa jujur serta menghargai keadilan dan kesetaraan itu," harapnya.

"Kami sudah menjalankan sistem pendeteksi GPS palsu, ada sekitar 50 persen saat ini sudah terdeteksi dan telah diberikan pemberitahuan. Saat ini ada satu juta lebih mitra Go-Jek yang terdaftar dan sebanyak 70 juta unduhan aplikasi Go-Jek juga tercacat," tambahnya

Sementara Strategic Regional Go-Jek Kalimantan Sulawesi, Anandita Danaatmadja, pada kesempatan itu menjelaskan, sebelum melakukan implementasi kebijakan #HapusTuyul, Go-Jek akan mengirimkan notifikasi atau pemberitahuan kepada mitra yang terdeteksi menggunakan aplikasi tuyul.

Bagi yang kedapatan akan diberikan notifikasi berlaku selama tujuh hari. Bila tidak menghapus GPS tuyul selama batas ditentukan akan dikenai sanksi bertahap yakni menghapus perolehan poin dan bonus-bonus. Bila tetap tidak mengikuti kebijakan maka di-suspend, atau dikeluarkan.

"Kepada para mitra untuk kembali bekerja dengan jujur. Kami sadar mungkin beberapa mitra tidak paham bahwa pemanfaatan aplikasi Tuyul ini termasuk tindakan curang yang tidak diperbolehkan di Go-Jek," sebutnya.

Anandita menambahkan melalui kebijakan ini, pihaknya tidak serta merta menjatuhkan sanksi bagi para mitra yang memiliki GPS palsu. Namun tetap memberi kesempatan kepada mereka untuk bersama-sama menjunjung tinggi nilai kejujuran dan keadilan dalam lingkungan kerja.

"Bagi mitra driver yang masih memasang dan memanfaatkan aplikasi Tuyul setelah masa sosialisasi, akan mendapatkan sanksi dengan kode etik yang berlaku," tegas dia.

Baca juga: Pemerintah usulkan tarif ojek Rp2.000 per km