Kecemasan perang dagang reda, rupiah malah melemah ke Rp13.757
28 Maret 2018 18:06 WIB
Pengunjung menunjukan lembaran uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Rabu (7/1). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak melemah sebanyak 16 poin menjadi Rp13.757 dibanding posisi sebelumnya Rp13.741 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa meredanya kecemasan perang dagang menjadi salah satu faktor yang mendorong dolar AS mengalami apresiasi terhaadp mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.
"Dolar AS naik terhadap sejumlah mata uang dunia karena ketegangan perdagangan dunia surut," katanya.
Menurut dia, meredanya kekhawatiran terhadap perang dagang maka perekonomian Amerika Serikat memiliki potensi pertumbuhan lebih baik ke depannya.
Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang melemah turut menjadi faktor yang menekan mata uang berbasis komoditas. Negara yang mengimpor komoditas cenderung rentan terhadap perubahan harga karena komoditas dihargai dan dijual dalam dolar AS.
"Namun, harga minyak berpeluang untuk rebound mengingat masih berlangsungnya ketegangan geopolitik antara Arab Saudi dan Iran," katanya.
Baca juga: IHSG ditutup melemah 68,51 poin
Baca juga: Dolar Amerika Serikat menguat karena ketegangan perang dagang berkurang
Baca juga: Wapres JK: Perang dagang AS-China dapat berdampak luas
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude melemah 0,90 persen menjadi 64,66 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude turun 0,51 persen ke posisi 69,75 dolar AS per barel.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (28/3) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.745 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.708 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa meredanya kecemasan perang dagang menjadi salah satu faktor yang mendorong dolar AS mengalami apresiasi terhaadp mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.
"Dolar AS naik terhadap sejumlah mata uang dunia karena ketegangan perdagangan dunia surut," katanya.
Menurut dia, meredanya kekhawatiran terhadap perang dagang maka perekonomian Amerika Serikat memiliki potensi pertumbuhan lebih baik ke depannya.
Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang melemah turut menjadi faktor yang menekan mata uang berbasis komoditas. Negara yang mengimpor komoditas cenderung rentan terhadap perubahan harga karena komoditas dihargai dan dijual dalam dolar AS.
"Namun, harga minyak berpeluang untuk rebound mengingat masih berlangsungnya ketegangan geopolitik antara Arab Saudi dan Iran," katanya.
Baca juga: IHSG ditutup melemah 68,51 poin
Baca juga: Dolar Amerika Serikat menguat karena ketegangan perang dagang berkurang
Baca juga: Wapres JK: Perang dagang AS-China dapat berdampak luas
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude melemah 0,90 persen menjadi 64,66 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude turun 0,51 persen ke posisi 69,75 dolar AS per barel.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (28/3) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.745 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.708 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018
Tags: