Bogor (ANTARA News) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan mengingatkan masyarakat agar menolak intoleransi dan radikalisme karena Indonesia adalah negara yang majemuk dan bertenggang rasa tinggi.

"Kalau intoleran jangan mau ikut. Jangan terbawa arus. Indonesia masyarakat yang toleran, Islam yang toleran, bukan radikal kita. Ada satu dua seperti itu, kita tidak setuju, kita tentang," ujar Zulkifli saat melakukan sosialisasi empat pilar di Pondok Pesantren Modern Lembah Arafah, Bogor, Jabar, Rabu.

Orang yang memilih untuk intoleran dan radikal tentu ada, kata dia, bahkan tidak hanya di Indonesia, melainkan belahan dunia yang lain juga.

Namun, kelompok yang tidak menghargai perbedaan dan hanya sebagian kecil itu dikhawatirkan menyebabkan terbangunnya persepsi bahwa masyarakat Indonesia intoleran dan radikal.

"Ada sebagian kecil yang coba membangun persepsi bahwa kita intoleran dan radikal, Indonesia bisa diadu domba dan pecah belah, ulama dan pendeta ulama diserang. Kita harus bisa jawab tidak benar," tutur Zulkifli.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyebut tidak ada tempat lain yang toleran seperti di Indonesia, hal tersebut dapat terlihat dari beragamnya kabinet, petinggi di TNI dan Polri.

Ia pun mengajak masyarakat membuktikan pandangan yang menyebut Indonesia radikal dan intoleran keliru serta menolak upaya adu domba.

Dalam kesempatan tersebut, ia menilai ulama memiliki kedudukan yang penting di masyarakat karena suaranya sangat didengar.

Ulama, ucap dia, juga dapat menyampaikan nilai-nilai luhur kemanusiaan kepada masyarakat.

"Nilai misalnya pemimpin jalan menderita seperti kata KH Agus Salim yang sekarang mulai pudar. Pentingnya nilai-nilai tidak semua diukur dengan uang," tutur dia.

Pihaknya mengajak pesantren dan para kyai untuk terus menggelorakan nilai luhur ke-Indonesia-an agar menjadi bangsa yang maju.