Menkeu: penambahan investasi KB-KITE capai Rp168 triliun
27 Maret 2018 19:08 WIB
Arsip - Menkeu Sri Mulyani dan Menperin Airlangga Hartarto menandatangani MoU tentang Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dalam lingkup Pembiayaan Penjaminan Asuransi serta Jasa Konsultasi IKM Berorientasi Ekspor, di Dusun Tumang Desa Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah (30/1/2017). (Foto ANTARA/Hanni Sofia Soepar)
Bogor (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dampak ekonomi dari fasilitas kawasan berikat (KB) dan kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) menghasilkan penambahan investasi sebesar Rp168 triliun pada 2016.
"Kontribusi mereka 3,59 persen dari PDB Indonesia," kata Sri Mulyani dalam kunjungannya ke PT Samick Indonesia, Cileungsi, Bogor, Selasa.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu mengatakan ekspor dari kawasan berikat dan KITE mencapai 54,8 miliar dolar AS atau 37,7 persen dari total ekspor nasional.
Ia mengatakan pula bahwa pengusaha penerima fasilitas KB dan KITE melakukan ekspor, tetapi masih impor untuk bahan baku.
Hasil pengukuran Direktorat Jenderal Bea Cukai, Badan Kebijakan Fiskal dan Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa rasio antara ekspor dan impornya adalah 3,04 kali.
"Artinya kalau impor satu, yang diekspor tiga kali lipat," ucap Sri Mulyani.
Baca juga: Presiden Jokowi luncurkan perizinan online di Cileungsi
Baca juga: Fasilitas KITE baru dimanfaatkan 44 IKM
Baca juga: Dirjen Bea Cukai pastikan fasilitas KITE-KB beri dampak positif
Kemudian, jumlah tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan-perusahaan KB dan KITE mencapai 2,1 juta orang atau sekitar 13,5 persen seluruh tenaga kerja sektor industri nasional.
Penerimaan negara dalam bentuk pajak yang diperoleh mencapai Rp73,65 triliun, terdiri atas penerimaan perpajakan Rp64,9 triliun dan penerimaan daerah Rp8,7 triliun.
Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Noegroho Wahyu Widodo mengatakan jumlah kawasan berikat saat ini mencapai 1.350 dan KITE 369.
"Kontribusi mereka 3,59 persen dari PDB Indonesia," kata Sri Mulyani dalam kunjungannya ke PT Samick Indonesia, Cileungsi, Bogor, Selasa.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu mengatakan ekspor dari kawasan berikat dan KITE mencapai 54,8 miliar dolar AS atau 37,7 persen dari total ekspor nasional.
Ia mengatakan pula bahwa pengusaha penerima fasilitas KB dan KITE melakukan ekspor, tetapi masih impor untuk bahan baku.
Hasil pengukuran Direktorat Jenderal Bea Cukai, Badan Kebijakan Fiskal dan Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa rasio antara ekspor dan impornya adalah 3,04 kali.
"Artinya kalau impor satu, yang diekspor tiga kali lipat," ucap Sri Mulyani.
Baca juga: Presiden Jokowi luncurkan perizinan online di Cileungsi
Baca juga: Fasilitas KITE baru dimanfaatkan 44 IKM
Baca juga: Dirjen Bea Cukai pastikan fasilitas KITE-KB beri dampak positif
Kemudian, jumlah tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan-perusahaan KB dan KITE mencapai 2,1 juta orang atau sekitar 13,5 persen seluruh tenaga kerja sektor industri nasional.
Penerimaan negara dalam bentuk pajak yang diperoleh mencapai Rp73,65 triliun, terdiri atas penerimaan perpajakan Rp64,9 triliun dan penerimaan daerah Rp8,7 triliun.
Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Noegroho Wahyu Widodo mengatakan jumlah kawasan berikat saat ini mencapai 1.350 dan KITE 369.
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018
Tags: