Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak menguat tipis sebesar dua poin menjadi Rp13.731 dibanding posisi sebelumnya Rp13.733 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan dimulainya negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dengan China turut membantu meredakan kekhawatiran potensi perang dagang antara kedua negara, sehingga memicu adanya permintaan untuk aset mata uang berisiko, seperti rupiah.
"Meredanya kekhawatiran perang dagang cukup mendorong selera investor untuk aset mata uang berisiko," katanya di Jakarta, Selasa
Ia menambahkan bahwa harga komoditas yang menguat juga turut menjadi katalis positif bagi mata uang berbasis komoditas sehingga pergerakan rupiah terhadap dolar AS relatif stabil.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude menguat 0,35 persen menjadi 65,78 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude naik 0,47 persen ke posisi 70,45 dolar AS per barel.
Baca juga: IHSG BEI ditutup menguat 9,17 poin
Baca juga: Wall Street "rebound" setelah kekhawatiran perang dagang berkurang
Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong mengatakan bahwa pergerakan mata uang rupiah terhadap dolar AS cenderung mengikuti pola gerak teknikal sehingga bergerak dalam kisaran sempit.
"Di tengah sentimen global yang minim kepastian, pola teknikal mendominasi arah mata uang," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (27/3) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.708 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.776 per dolar AS.
Rupiah menguat tipis ke Rp13.731
27 Maret 2018 17:53 WIB
Ilustrasi - Seorang petugas menghitung uang Rupiah di Kantor Pusat BNI Jakarta, Senin (12/10). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018
Tags: