Pisahkan tabungan untuk cegah skimming
27 Maret 2018 09:00 WIB
JAKARTA, 3/6 - BI RATE TURUN. Tiga nasabah melakukan transaksi di ATM Bank Mandiri di Jakarta, Selasa (2/6). Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan, BI Rate 25 basis poin menjadi 7% tapi hal tersebut tidak diikuti penurunan suku bunga perbankan perbankan nasional yang masih mematoknya minimal di atas 12% bahkan ada bank swasta yang mematok hampir 16%. FOTO ANTARA/Andika Wahyu/pd/09. (ANTARA/ANDIKA WAHYU)
Bengkulu (ANTARA News) - Bank Indonesia menyarankan agar nasabah memisahkan tabungan untuk keperluan bulanan penarikan uang dalam dua rekening yang berbeda guna menghindari skimming.
"Jadi rekening pertama untuk tabungan, dan tidak perlu pakai kartu ATM, serta rekening kedua khusus untuk kebutuhan bulanan yang dilengkapi kartu ATM," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra, di Bengkulu, Selasa.
Saldo yang diisi ke rekening untuk kebutuhan tarik tunai nasabah pun, lanjut Endang, cukup untuk memenuhi kebutuhan harian saja, jangan berlebihan, sehingga kalau pun menjadi korban kerugiannya tidak akan terlalu besar.
"Diisi satu juta sampai lima juta rupiah saja contohnya, jangan jumlah yang besar guna mengurangi risiko kerugian, jadi uang yang lain tetap aman," kata dia lagi.
Atau jika ingin dalam satu rekening saja, katanya menyarankan lagi, masyarakat sebagai nasabah bisa memisahkan tabungan dalam dua model layanan perbankan.
Yang pertama dalam bentuk saldo tabungan untuk keperluan harian, dan sisanya dijadikan sebagai deposito berjangka. Uang dalam bentuk deposito, menurut dia, aman dari tindak kejahatan skimming.
"Ini kami anjurkan supaya nasabah peduli, namun untuk di Bengkulu sampai saat ini masih aman dari skimming," ujarnya lagi.
Jika dipetakan, kasus skimming atau pencurian data dari kartu ATM nasabah dengan memasang mesin khusus menggandakan data di "card reader" ATM ini terjadi menyasar kota-kota besar, mengingat di kota besar nasabah yang memiliki jumlah saldo tabungan cukup besar tentu lebih banyak jika dibandingkan daerah berkembang.
"Meski begitu nasabah tentu harus tetap waspada, dengan rutin mengganti password ATM, serta teliti memeriksa mesin ATM sebelum digunakan," ujarnya lagi.
Baca juga: Bertransaksi di ATM pusat perbelanjaan lebih aman?
"Jadi rekening pertama untuk tabungan, dan tidak perlu pakai kartu ATM, serta rekening kedua khusus untuk kebutuhan bulanan yang dilengkapi kartu ATM," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra, di Bengkulu, Selasa.
Saldo yang diisi ke rekening untuk kebutuhan tarik tunai nasabah pun, lanjut Endang, cukup untuk memenuhi kebutuhan harian saja, jangan berlebihan, sehingga kalau pun menjadi korban kerugiannya tidak akan terlalu besar.
"Diisi satu juta sampai lima juta rupiah saja contohnya, jangan jumlah yang besar guna mengurangi risiko kerugian, jadi uang yang lain tetap aman," kata dia lagi.
Atau jika ingin dalam satu rekening saja, katanya menyarankan lagi, masyarakat sebagai nasabah bisa memisahkan tabungan dalam dua model layanan perbankan.
Yang pertama dalam bentuk saldo tabungan untuk keperluan harian, dan sisanya dijadikan sebagai deposito berjangka. Uang dalam bentuk deposito, menurut dia, aman dari tindak kejahatan skimming.
"Ini kami anjurkan supaya nasabah peduli, namun untuk di Bengkulu sampai saat ini masih aman dari skimming," ujarnya lagi.
Jika dipetakan, kasus skimming atau pencurian data dari kartu ATM nasabah dengan memasang mesin khusus menggandakan data di "card reader" ATM ini terjadi menyasar kota-kota besar, mengingat di kota besar nasabah yang memiliki jumlah saldo tabungan cukup besar tentu lebih banyak jika dibandingkan daerah berkembang.
"Meski begitu nasabah tentu harus tetap waspada, dengan rutin mengganti password ATM, serta teliti memeriksa mesin ATM sebelum digunakan," ujarnya lagi.
Baca juga: Bertransaksi di ATM pusat perbelanjaan lebih aman?
Pewarta: Boyke ledy watra
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: