Sekjen PBB kutuk serangan rudal Al-Houthi terhadap Arab Saudi
27 Maret 2018 07:59 WIB
Gambar diambil dari video yang dibagikan oleh stasiun televisi Yaman pro-Houthi Al Masirah, Minggu (5/11/2017), memperlihatkan apa yang dikatakan sebagai peluncuran rudal balistik oleh pasukan Houthi yang ditujukan ke Bandara King Khaled di Riyadh pada hari Sabtu. (Houthi Military Media Unit via)
PBB, New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Senin (26/3), dengan keras mengutuk serangan rudal pada Ahad yang dikaui oleh gerilyawan Yaman Al-Houthi terhadap kota besar Arab Saudi, termasuk Ibu Kotanya, Riyadh, kata wakil jurubicaranya.
Guterres mendesak semua pihak agar mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional guna melindungi warga sipil dan prasarana sipil dari serangan, kata Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Farhan Haq.
Sekretaris Jenderal PBB menyerukan penahanan diri di tengah meningkatnya ketegangan dan menekankan peningkatan militer bukan penyelesaian.
Ia menegaskan bahwa penyelesaian politik melalui perundingan melalui dialog antar-orang Yaman yang melibatkan semua pihak adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik dan menangani krisis kemanusiaan yang terjadi, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.
Pernyataan pada Senin tersebut menandai ulang tahun ketiga perang saudara di Yaman. Pasukan Al-Houthi, yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh, berhadapan dengan pasukan yang setia kepada Pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang didukung masyarakat internasional tapi kini hidup di pengasingan.
Pada Desember 2017, konflik meletus antara gerilyawan Al-Houthi dan pendukung Saleh, sehingga menewaskan Saleh.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi, yang didukung oleh Amerika Serikat, memerangi gerilyawan Syiah Al-Houthi.
Sistem pertahanan udara Arab Saudi, Ahad malam (25/3), mencegat rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman oleh milisi Al-Hotuhi di wilayah udara Ibu Kota negeri itu, Riyadh, demikian laporan stasiun televisi resmi.
Suara beberapa ledakan telah terdengar oleh warga lokal di Riyadh.
Satu orang tewas dan dua orang lagi cedera dalam satu serangan rudal balistik yang ditembakkan ke Riyadh, Ahad larut malam (25/3), ke Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, oleh milisi Syiah Yaman, Al-Houthi.
Belakangan juru bicara pasukan pertahanan sipil Riyadh mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa pecahan rudal tersebut yang jatuh di satu rumah warga di Riyadh mengakibat tewasnya satu orang dan cederanya dua orang lagi. Mereka semua berasal dari Mesir.
Stasiun televisi resmi Arab Saudi melaporkan gerilyawan Yaman, Al-Houthi, menembakkan dua rudal ke arah Arab Saudi pada Ahad larut malam dan sistem pertahanan Arab Saudi berhasil mencegat satu rudal di wilayah udara Riyadh, dan satu lagi di Jazan di perbatasan Arab Saudi dengan Yaman.
Baca juga: Gerilyawan Al-Houthi tembakkan rudal balistik ke Bandara Saudi
Baca juga: Arab Saudi cegat rudal Al-Houthi di wilayah udara Riyadh
Baca juga: Riyadh: satu orang tewas, dua cedera dalam serangan rudal Al-Houthi
Guterres mendesak semua pihak agar mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional guna melindungi warga sipil dan prasarana sipil dari serangan, kata Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Farhan Haq.
Sekretaris Jenderal PBB menyerukan penahanan diri di tengah meningkatnya ketegangan dan menekankan peningkatan militer bukan penyelesaian.
Ia menegaskan bahwa penyelesaian politik melalui perundingan melalui dialog antar-orang Yaman yang melibatkan semua pihak adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik dan menangani krisis kemanusiaan yang terjadi, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.
Pernyataan pada Senin tersebut menandai ulang tahun ketiga perang saudara di Yaman. Pasukan Al-Houthi, yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh, berhadapan dengan pasukan yang setia kepada Pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang didukung masyarakat internasional tapi kini hidup di pengasingan.
Pada Desember 2017, konflik meletus antara gerilyawan Al-Houthi dan pendukung Saleh, sehingga menewaskan Saleh.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi, yang didukung oleh Amerika Serikat, memerangi gerilyawan Syiah Al-Houthi.
Sistem pertahanan udara Arab Saudi, Ahad malam (25/3), mencegat rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman oleh milisi Al-Hotuhi di wilayah udara Ibu Kota negeri itu, Riyadh, demikian laporan stasiun televisi resmi.
Suara beberapa ledakan telah terdengar oleh warga lokal di Riyadh.
Satu orang tewas dan dua orang lagi cedera dalam satu serangan rudal balistik yang ditembakkan ke Riyadh, Ahad larut malam (25/3), ke Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, oleh milisi Syiah Yaman, Al-Houthi.
Belakangan juru bicara pasukan pertahanan sipil Riyadh mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa pecahan rudal tersebut yang jatuh di satu rumah warga di Riyadh mengakibat tewasnya satu orang dan cederanya dua orang lagi. Mereka semua berasal dari Mesir.
Stasiun televisi resmi Arab Saudi melaporkan gerilyawan Yaman, Al-Houthi, menembakkan dua rudal ke arah Arab Saudi pada Ahad larut malam dan sistem pertahanan Arab Saudi berhasil mencegat satu rudal di wilayah udara Riyadh, dan satu lagi di Jazan di perbatasan Arab Saudi dengan Yaman.
Baca juga: Gerilyawan Al-Houthi tembakkan rudal balistik ke Bandara Saudi
Baca juga: Arab Saudi cegat rudal Al-Houthi di wilayah udara Riyadh
Baca juga: Riyadh: satu orang tewas, dua cedera dalam serangan rudal Al-Houthi
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: