Jayapura (ANTARA News) - Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar mengakui adanya ancaman dari kelompok kriminal bersenjata yang akan mengganggu kegiatan operasional di PT Freeport di Tembagapura.
"Memang betul ada ancaman dari KKB terhadap kegiatan penambangan di PT Freeport di Tembagapura, termasuk ke aparat keamanan," katanya kepada Antara di Jayapura, Senin.
Ancaman itu sudah sering kali diungkapkan kelompok kriminal bersenjata (KKB) termasuk melakukan penembakan terhadap mobil patroli yang ditumpangi anggota Brimob.
Dikatakan, walaupun intensitas KKB di kawasan Tembagapura kembali meningkat dengan melakukan pembakaran terhadap rumah sakit di Banti, namun belum ada rencana untuk menambah personel.
Personel yang ada masih dirasa cukup yakni dari satgas Amole dan tim khusus Polda Papua, kata Boy Rafli.
Namun namun kedepan bisa saja ada penambahan personel. "Kami masih mempelajari karena bila situasi memanas tidak tertutup kemungkinan ada penambahan personil," katanya.
Ketika ditanya tentang kondisi masyarakat di Banti, pascadibakarnya RS Banti, Kapolda Papua mengatakan, rumah sakit sudah tidak beroperasi sejak lima bulan lalu setelah paramedis yang bertugas di sana dievakuasi.
Kampung Banti saat ini hanya dihuni penduduk asli yang sudah mendiami kawasan itu turun-temurun, namun untuk mencapai kawasan itu aparat kepolisian mengalami kesulitan akibat jalan yang sudah rusak berat sehingga tidak bisa dilalui.
Bahkan di sepanjang jalan terdapat dua lubang yang cukup besar yang digali KKB guna menghambat mobilisasi aparat keamanan dan bila tetap melewatinya maka dapat menjadi sasaran empuk penembakan.
Pos terakhir anggota berada di Utikini Lama yang berjarak sekitar satu kilometer dari Banti.
Kapolda Papua akui KKB ancam ganggu Freeport
27 Maret 2018 03:44 WIB
Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar (ANTARA /Akbar Nugroho Gumay)
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: