BPBD Padang Pariaman evakuasi warga terdampak banjir
27 Maret 2018 03:32 WIB
Dokumentasi Relawan SAR gabungan Kota Bekasi membantu mengevakuasi warga menggunakan perahu karet saat banjir merendam kawasan Perumahan Bumi Nasio Indah, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (12/4/2017). Banjir yang merendam kawasan tersebut disebabkan akibat luapan kali Cakung yang kian menyempit serta curah hujan tinggi. Sedikitnya sekitar 700 KK terdampak. (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
Parit Malintang, Sumbar (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) mengevakuasi warga Nagari Campago, Kecamatan V Koto Kampung Dalam yang terdampak banjir akibat hujan deras yang mengguyur daerah itu.
"Saat ini tim reaksi cepat masih bekerja untuk menyelamatkan korban," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Padang Pariaman, Budi Mulya di Parit Malintang, Senin.
Ia mengatakan warga yang sudah dievakuasi sekitar lima kepala keluarga dan sisanya masih dalam proses evakuasi.
Informasi terjadinya banjir tersebut diperoleh oleh pihaknya sekitar pukul 17.00 WIB dan 15 orang anggota BPBD setempat dikerahkan untuk evakuasi.
Pihaknya telah meminta Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk dapat memberikan bantuan berupa membuat dapur umum dan selimut untuk para pengungsi.
Selain banjir, lanjut di kecamatan yang sama juga terjadi jembatan ambruk di Nagari Sikucua Barat akibat dihantam aliran sungai.
"Selain itu juga ada banjir yang terjadi di Kecamatan Sungai Limau dan Batang Anai, namun tidak separah di Kecamatan V Koto Kampung Dalam," katanya.
Ia mengimbau warga Padang Pariaman untuk meningkatkan kewaspadaan karena daerah itu rawan terhadap bencana terlebih saat ini Sumbar terjadi fenomena equinox.
Sementara itu, warga Nagari Sikucua Barat, Samsul Bahri mengatakan sebuah jembatan yang menghubungkan antarkorong di daerah itu ambruk karena dihantam aliran sungai.
"Nama jembatan itu yaitu Jembatan Kampung Paneh yang menghubungkan Korong Alahan Tabek dengan Air Sonsang Durian Angik," kata dia.
Ia mengatakan jembatan tersebut ambruk sekitar pukul 17.30 WIB sehingga memutus transportasi ke dua korong di daerah itu. Ambruknya jembatan tersebut karena aliran sungai Batang Alahan Tabek sudah mulai membesar sejak pukul 13.00 WIB.
Selain itu, Walikorong Sialangan, Nagari Padang Alai, Kecamatan V Koto Timur, Etra mengatakan di daerahnya terjadi tiga lokasi longsor menimbun badan jalan di daerah itu.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ketaping Padang Pariaman mengimbau masyarakat Sumbar untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrologi akibat hujan deras yang mengguyur sejumlah daerah sejak Minggu (25/3)
"Bencana hidrologi itu seperti genangan air, banjir dan longsor," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping, Budi Samiadji di Padang, Senin.
Hujan lebat yang mengguyur sejak kemarin, katanya masih merupakan dampak dari fenomena equinox yang terjadi pada 23 Maret 2018 yang diperkirakan berdampak hingga hari ini.
Fenomena equinox adalah salah satu fenomena astronomi saat matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal Maret dan September.
"Saat ini tim reaksi cepat masih bekerja untuk menyelamatkan korban," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Padang Pariaman, Budi Mulya di Parit Malintang, Senin.
Ia mengatakan warga yang sudah dievakuasi sekitar lima kepala keluarga dan sisanya masih dalam proses evakuasi.
Informasi terjadinya banjir tersebut diperoleh oleh pihaknya sekitar pukul 17.00 WIB dan 15 orang anggota BPBD setempat dikerahkan untuk evakuasi.
Pihaknya telah meminta Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk dapat memberikan bantuan berupa membuat dapur umum dan selimut untuk para pengungsi.
Selain banjir, lanjut di kecamatan yang sama juga terjadi jembatan ambruk di Nagari Sikucua Barat akibat dihantam aliran sungai.
"Selain itu juga ada banjir yang terjadi di Kecamatan Sungai Limau dan Batang Anai, namun tidak separah di Kecamatan V Koto Kampung Dalam," katanya.
Ia mengimbau warga Padang Pariaman untuk meningkatkan kewaspadaan karena daerah itu rawan terhadap bencana terlebih saat ini Sumbar terjadi fenomena equinox.
Sementara itu, warga Nagari Sikucua Barat, Samsul Bahri mengatakan sebuah jembatan yang menghubungkan antarkorong di daerah itu ambruk karena dihantam aliran sungai.
"Nama jembatan itu yaitu Jembatan Kampung Paneh yang menghubungkan Korong Alahan Tabek dengan Air Sonsang Durian Angik," kata dia.
Ia mengatakan jembatan tersebut ambruk sekitar pukul 17.30 WIB sehingga memutus transportasi ke dua korong di daerah itu. Ambruknya jembatan tersebut karena aliran sungai Batang Alahan Tabek sudah mulai membesar sejak pukul 13.00 WIB.
Selain itu, Walikorong Sialangan, Nagari Padang Alai, Kecamatan V Koto Timur, Etra mengatakan di daerahnya terjadi tiga lokasi longsor menimbun badan jalan di daerah itu.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ketaping Padang Pariaman mengimbau masyarakat Sumbar untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrologi akibat hujan deras yang mengguyur sejumlah daerah sejak Minggu (25/3)
"Bencana hidrologi itu seperti genangan air, banjir dan longsor," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping, Budi Samiadji di Padang, Senin.
Hujan lebat yang mengguyur sejak kemarin, katanya masih merupakan dampak dari fenomena equinox yang terjadi pada 23 Maret 2018 yang diperkirakan berdampak hingga hari ini.
Fenomena equinox adalah salah satu fenomena astronomi saat matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal Maret dan September.
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: