Pembangunan Hotel Royal Tulip lengkapi KEK Mandalika
27 Maret 2018 01:41 WIB
Dokumentasi Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan (kiri) bersama Wakil Gubernur NTB M Amin (keempat kiri) mendengarkan penjelasan dari Direktur Pengembangan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Edwin Darmasetiawan (kedua kiri) mengenai perkembangan proyek pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Praya, Lombok Tengah, NTB, Senin (24/10/2016). KEK Mandalika adalah satu dari tiga destinasi wisata baru yang menjadi prioritas pengembangannya oleh pemerintah selain danau Toba dan Borobudur. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Lombok Tengah (ANTARA News) - Pembangunan Hotel Royal Tulip akan melengkapi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
General Affair PT Indonesian Tourism Development Coorporation (ITDC), I Gusti Lanang Brata Sutha, Senin mengatakan, dengan telah dimulainya pembangunan Hotel Royal Tulip, sekaligus menjadi langkah awal pihak ITDC untuk melakukan pembangunan puluhan hotel lainnya.
"Dengan "ground breaking" yang kita lakukan sekarang ini, maka kedepan akan ada lagi pembangunan hotel lainnya di KEK Mandalika," ujar Brata Sutha saat acara ground breaking pembangunan hotel Royal Tulip di Mandalika.
Hotel Royal Tulip sendiri dimiliki oleh investor List International Korea, yang bekerjasama dengan Hartono Jakarta.
Pembangunan Hotel Royal Tulip dengan luas 3,2 hektar itu lanjutnya, akan memiliki 198 kamar, terdiri dari 178 kamar untuk hotel, dan 20 kamar villa, dengan anggaran pembangunan mencapai Rp400 miliar.
"Pembangunan akan dilakukan selama 1 tahun 7 bulan, dan ditargetkan selesai pada tahun 2019 mendatang, sekaligus langsung bisa beroperasi," jelasnya.
Selain Hotel Royal Tulip, dalam waktu dekat juga akan di ground breaking pembangunan Hotel Paramount oleh investor asal Amerika, dengan jumlah 300 kamar, dan menempati lahan di KEK Mandalika seluas 4 hektar.
"Ini menandakan bahwa kepercayaan investor untuk berinvestasi di KEK Mandalika cukup tinggi. Karena kalau tidak percaya, jelas tidak mungkin mereka melakukan investasi didaerah ini," tandas Brata Sutha.
Pihaknya juga menegaskan, kedatanganinvestor untuk berinvestasi di PT ITDC, tentu sangat memerlukan dukungan dari berbagai pihak, terutama dari segi keamanan yang dilakukan oleh masyarakat.
"Gubernur NTB juga mengharapkan yang sama, agar kepercayaan para investor dalam menanam saham di daerah ini harus tetap dijaga, dengan sama-sama saling menjaga keamanan dan kenyamanan," jelasnya.
Selain Hotel Royal Tulip, dan Hotel Paramount, nantinya juga ada pembangunan Hotel Grand Aston berupa hotel dan vila. Berikutnya Hotel Palamarta yang akan membangun sebanyak 250 kamar, Hotel Meria 168 kamar, dan juga akan dibangun hotel syariah.
Menurutnya, adanya berbagai pembangunan perhotelan di KEK Mandalika, tentu sangat menguntungkan masyarakat NTB, khususnya Lombok Tengah. Karena jika semua pembangunan perhotelan itu sudah selesai, otomatis akan sangat banyak membutuhkan tenaga kerja.
"Bahkan pihaknya malah bertanya-tanya, apakah SDM di NTB ini mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya, karena perhotelan dan bisnis lainnya yang ada di KEK Mandalika nanti membutuhkan ribuan tenaga kerja," imbuhnya.
Untuk itu, pihaknya berharap kepada masyarakat agar selalu menjaga keamanan dan terutama mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata.
"Jangan sampai adanya berbagai peluang itu justeru masyarakat kita sendiri yang kelabakan karena tidak memiliki kesiapan. Kita nanti butuh banyak tenaga kerja. Jadi kita berharap masyarakat memberikan dukungan. Karena selain pembangunan Hotel Royal Tulip, nantinya juga ada pembangunan- pembangunan yang tidak kalah hebatnya," tandas Brata Sutha.
General Affair PT Indonesian Tourism Development Coorporation (ITDC), I Gusti Lanang Brata Sutha, Senin mengatakan, dengan telah dimulainya pembangunan Hotel Royal Tulip, sekaligus menjadi langkah awal pihak ITDC untuk melakukan pembangunan puluhan hotel lainnya.
"Dengan "ground breaking" yang kita lakukan sekarang ini, maka kedepan akan ada lagi pembangunan hotel lainnya di KEK Mandalika," ujar Brata Sutha saat acara ground breaking pembangunan hotel Royal Tulip di Mandalika.
Hotel Royal Tulip sendiri dimiliki oleh investor List International Korea, yang bekerjasama dengan Hartono Jakarta.
Pembangunan Hotel Royal Tulip dengan luas 3,2 hektar itu lanjutnya, akan memiliki 198 kamar, terdiri dari 178 kamar untuk hotel, dan 20 kamar villa, dengan anggaran pembangunan mencapai Rp400 miliar.
"Pembangunan akan dilakukan selama 1 tahun 7 bulan, dan ditargetkan selesai pada tahun 2019 mendatang, sekaligus langsung bisa beroperasi," jelasnya.
Selain Hotel Royal Tulip, dalam waktu dekat juga akan di ground breaking pembangunan Hotel Paramount oleh investor asal Amerika, dengan jumlah 300 kamar, dan menempati lahan di KEK Mandalika seluas 4 hektar.
"Ini menandakan bahwa kepercayaan investor untuk berinvestasi di KEK Mandalika cukup tinggi. Karena kalau tidak percaya, jelas tidak mungkin mereka melakukan investasi didaerah ini," tandas Brata Sutha.
Pihaknya juga menegaskan, kedatanganinvestor untuk berinvestasi di PT ITDC, tentu sangat memerlukan dukungan dari berbagai pihak, terutama dari segi keamanan yang dilakukan oleh masyarakat.
"Gubernur NTB juga mengharapkan yang sama, agar kepercayaan para investor dalam menanam saham di daerah ini harus tetap dijaga, dengan sama-sama saling menjaga keamanan dan kenyamanan," jelasnya.
Selain Hotel Royal Tulip, dan Hotel Paramount, nantinya juga ada pembangunan Hotel Grand Aston berupa hotel dan vila. Berikutnya Hotel Palamarta yang akan membangun sebanyak 250 kamar, Hotel Meria 168 kamar, dan juga akan dibangun hotel syariah.
Menurutnya, adanya berbagai pembangunan perhotelan di KEK Mandalika, tentu sangat menguntungkan masyarakat NTB, khususnya Lombok Tengah. Karena jika semua pembangunan perhotelan itu sudah selesai, otomatis akan sangat banyak membutuhkan tenaga kerja.
"Bahkan pihaknya malah bertanya-tanya, apakah SDM di NTB ini mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya, karena perhotelan dan bisnis lainnya yang ada di KEK Mandalika nanti membutuhkan ribuan tenaga kerja," imbuhnya.
Untuk itu, pihaknya berharap kepada masyarakat agar selalu menjaga keamanan dan terutama mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata.
"Jangan sampai adanya berbagai peluang itu justeru masyarakat kita sendiri yang kelabakan karena tidak memiliki kesiapan. Kita nanti butuh banyak tenaga kerja. Jadi kita berharap masyarakat memberikan dukungan. Karena selain pembangunan Hotel Royal Tulip, nantinya juga ada pembangunan- pembangunan yang tidak kalah hebatnya," tandas Brata Sutha.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: