Jakarta minim venue pertunjukan berlatar heritage
27 Maret 2018 00:37 WIB
Ilustrasi--Wisata Kota Tua Jakarta Pengunjung berwisata di Museum Fatahillah, Jakarta Barat, Rabu (18/2). Bangunan sejarah di Kawasan Kota Tua yang dibangun pada tahun 1707-1710 itu menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Ibukota. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Bangunan tua bernilai sejarah yang berada di Jakarta harusnya bisa direvitalisasi yang mampu bernilai ekonomi tinggi. Revitalisasi ini tidak hanya sekedar mengedepankan aspek keunikan arsitektural saja tapi mampu menyulapnya sebagai venue seni pertunjukan yang menghadirkan sejumlah artis internasional.
"Langkah ini sebenarnya sudah dilakukan dengan revitalisasi pabrik gula Colomadu yang sekarang berganti nama menjadi De Tjolomadoe," kata promotor musik Anas Syahrul Alimi dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Anas melihat potensi untuk merevitalisasi bangunan tua di sekitar Jakarta sebenarnya sangat besar. Apalagi dengan status Jakarta sebagai ibu kota negara.
"Tentunya dengan adanya venue-venue pertunjukkan dengan kekuatan nilai heritage serta dikelola secara profesional akan menjadi kekuatan untuk menarik pengunjung wisatawan asing dan lokal ke Jakarta," ujarnya Anas yang juga sekaligus event consultant pertunjukkan David Foster and Friends di De Tjolomadoe, Karanganyar, Solo.
Menurut Anas, sejauh ini di Jakarta masih sangat minim dengan venue seni pertunjukkan yang berlatar heritage.
Padahal, potensi untuk mengelola bangunan-bangunan tua peninggalan zaman Belanda itu sangat banyak tersebar di Jakarta. Untuk menghadirkan venue atau ampiteater di sekitar bangunan bernilai sejarah itu, kata dia, perlu adanya sinergi dengan sejumlah pihak terkait.
"Misalnya dengan pihak pengelola cagar budaya, bahkan bisa saja dengan UNESCO kalau memang bangunan itu masuk yang sudah berkategori warisan dunia," katanya.
Anas mengatakan contoh untuk menjadikan bangunan tua mampu bernilai ekonomi tinggi itu bisa dilihat dari revilitasi yang dilakukan terhadap bangunan eks pabrik gula Colomadu.
Bangunan yang didirikan pada masa kerajaan Mangkunegaran IV pada 1861 itu sekarang telah disulap sebagai tempat seni pertunjukkan. David Foster, sang hits maker yang telah 16 kali meraih trofi Grammy Awards, sempat tergoda hatinya dengan pesona De Tjolomadoe.
"Bahkan dari 2650 tiket yang kami sediakan untuk konser David Foster di sana berhasil sold out. Harusnya Jakarta juga bisa mengelola bangunan tua sebagaimana halnya revitalisasi yang sudah dilakukan oleh De Tjolomadoe," lanjutnya.
"Langkah ini sebenarnya sudah dilakukan dengan revitalisasi pabrik gula Colomadu yang sekarang berganti nama menjadi De Tjolomadoe," kata promotor musik Anas Syahrul Alimi dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Anas melihat potensi untuk merevitalisasi bangunan tua di sekitar Jakarta sebenarnya sangat besar. Apalagi dengan status Jakarta sebagai ibu kota negara.
"Tentunya dengan adanya venue-venue pertunjukkan dengan kekuatan nilai heritage serta dikelola secara profesional akan menjadi kekuatan untuk menarik pengunjung wisatawan asing dan lokal ke Jakarta," ujarnya Anas yang juga sekaligus event consultant pertunjukkan David Foster and Friends di De Tjolomadoe, Karanganyar, Solo.
Menurut Anas, sejauh ini di Jakarta masih sangat minim dengan venue seni pertunjukkan yang berlatar heritage.
Padahal, potensi untuk mengelola bangunan-bangunan tua peninggalan zaman Belanda itu sangat banyak tersebar di Jakarta. Untuk menghadirkan venue atau ampiteater di sekitar bangunan bernilai sejarah itu, kata dia, perlu adanya sinergi dengan sejumlah pihak terkait.
"Misalnya dengan pihak pengelola cagar budaya, bahkan bisa saja dengan UNESCO kalau memang bangunan itu masuk yang sudah berkategori warisan dunia," katanya.
Anas mengatakan contoh untuk menjadikan bangunan tua mampu bernilai ekonomi tinggi itu bisa dilihat dari revilitasi yang dilakukan terhadap bangunan eks pabrik gula Colomadu.
Bangunan yang didirikan pada masa kerajaan Mangkunegaran IV pada 1861 itu sekarang telah disulap sebagai tempat seni pertunjukkan. David Foster, sang hits maker yang telah 16 kali meraih trofi Grammy Awards, sempat tergoda hatinya dengan pesona De Tjolomadoe.
"Bahkan dari 2650 tiket yang kami sediakan untuk konser David Foster di sana berhasil sold out. Harusnya Jakarta juga bisa mengelola bangunan tua sebagaimana halnya revitalisasi yang sudah dilakukan oleh De Tjolomadoe," lanjutnya.
Pewarta: Tasrief Tarmizi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: