Tim Ganjar dan Yasin penasaran strategi lawan
25 Maret 2018 05:07 WIB
Dokumentasi Calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said (kiri) dan pasangannya Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah Ida Fauziyah (kanan) memberi sambutan saat Konsolidasi PKB Jawa Tengah di Salatiga, Jawa Tengah, Minggu (4/3/2018). Konsolidasi tersebut bertujuan memperkuat dukungan terhadap pasangan itu pada Pilkada Jawa Tengah 2018. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Semarang (ANTARA News) - Tim pemenangan pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen mengaku penasaran dengan strategi yang digunakan oleh pasangan Sudirman Said dan Ida Fauziyah dalam upayanya memenangi Pilgub Jateng 2018.
"Tim pemenangan Ganjar/Yasin `question mark` (tanda tanya) gerakan atau strategi Pak SS (Sudirman Said), `wong pinter` masa strateginya kayak gini, mohon maaf `ecek-ecek`, bukan gerakan orang yang punya kapasitas tempur," kata Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto di Semarang, Sabtu.
Kendati demikian, Tim Pemenangan Ganjar/Yasin tetap mewaspadai semua pergerakan dari pasangan calon yang menjadi lawan politik pada Pilgub Jateng 2018, apalagi melihat latar belakang dari Sudirman Said.
"Lihat saja `track record` Pak SS, dia lulusan STAIN, bekerja pertama di swasta, terus jadi Menteri ESDM. Sebelumnya, sempat di Pindad dan BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi). Itu ilmunya beda semua, pasti ada `network` yang kuat di belakangnya, termasuk Anis dan Sandiaga (Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta). Atas dasar itu, kami meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu menjelaskan bahwa pergerakan Tim Pemenangan Ganjar/Yasin yang menjadi petahana saat ini tergantung pada gerakan lawan politik.
"Posisi kita petahana agak berbeda dengan Pilgub Jateng 2013. Calon gubernur yang diusung oleh PDIP menantang petahana, sedangkan gerakan lawan saat ini bikin saya `question mark`," katanya.
Hal tersebut disampaikan Bambang Pacul di sela peresmian Posko Bersama Ganjar/Yasin di Kota Semarang, tepatnya di samping kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng.
Dalam kesempatan tersebut, PDIP juga merilis hasil survei internal yang dilaksanakan pada tanggal 12 s.d. 15 Maret 2018 dan hasilnya tingkat popularitas serta elektabilitias pasangan Ganjar/Yasin sangat memuaskan.
Untuk tingkat popularitas, pasangan Ganjar/Yasin mencapai 88,8 persen, sedangkan elektabilitasnya tercatat 62,3 persen.
"Dari survei itu, angka popularitas pasangan calon sebelah hanya 22,4 persen saja. Kalau gerakan mereka masih seperti ini, begitu-begitu saja, ya, tidak akan bisa menang. Periode Oktober 2017 hingga Maret 2018 saja, popularitasnya hanya 20 persen, dalam 3 bulan ke depan, tidak akan bisa mengejar Ganjar," ujarnya.
Pada Pilgub Jateng 2018, pasangan Ganjar/Yasin yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Golkar mendapat nomor urut 1.
"Tim pemenangan Ganjar/Yasin `question mark` (tanda tanya) gerakan atau strategi Pak SS (Sudirman Said), `wong pinter` masa strateginya kayak gini, mohon maaf `ecek-ecek`, bukan gerakan orang yang punya kapasitas tempur," kata Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto di Semarang, Sabtu.
Kendati demikian, Tim Pemenangan Ganjar/Yasin tetap mewaspadai semua pergerakan dari pasangan calon yang menjadi lawan politik pada Pilgub Jateng 2018, apalagi melihat latar belakang dari Sudirman Said.
"Lihat saja `track record` Pak SS, dia lulusan STAIN, bekerja pertama di swasta, terus jadi Menteri ESDM. Sebelumnya, sempat di Pindad dan BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi). Itu ilmunya beda semua, pasti ada `network` yang kuat di belakangnya, termasuk Anis dan Sandiaga (Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta). Atas dasar itu, kami meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu menjelaskan bahwa pergerakan Tim Pemenangan Ganjar/Yasin yang menjadi petahana saat ini tergantung pada gerakan lawan politik.
"Posisi kita petahana agak berbeda dengan Pilgub Jateng 2013. Calon gubernur yang diusung oleh PDIP menantang petahana, sedangkan gerakan lawan saat ini bikin saya `question mark`," katanya.
Hal tersebut disampaikan Bambang Pacul di sela peresmian Posko Bersama Ganjar/Yasin di Kota Semarang, tepatnya di samping kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng.
Dalam kesempatan tersebut, PDIP juga merilis hasil survei internal yang dilaksanakan pada tanggal 12 s.d. 15 Maret 2018 dan hasilnya tingkat popularitas serta elektabilitias pasangan Ganjar/Yasin sangat memuaskan.
Untuk tingkat popularitas, pasangan Ganjar/Yasin mencapai 88,8 persen, sedangkan elektabilitasnya tercatat 62,3 persen.
"Dari survei itu, angka popularitas pasangan calon sebelah hanya 22,4 persen saja. Kalau gerakan mereka masih seperti ini, begitu-begitu saja, ya, tidak akan bisa menang. Periode Oktober 2017 hingga Maret 2018 saja, popularitasnya hanya 20 persen, dalam 3 bulan ke depan, tidak akan bisa mengejar Ganjar," ujarnya.
Pada Pilgub Jateng 2018, pasangan Ganjar/Yasin yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Golkar mendapat nomor urut 1.
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: