Penyelenggara bidik pendapatan Rp20 miliar dari suvenir Asian Games
23 Maret 2018 20:09 WIB
Dokumentasi--Maskot Asian Games 2018 Bhin-Bhin (kiri), Atung (tengah) dan Kaka (Kanan) menyapa masyarakat saat hari bebas kendaraan bermotor di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (11/3/2018). Ketiga maskot tersebut menyapa masyarakat dalam rangka sosialisasi Asian Games 2018 yang akan digelar pada 18 Agustus 2018 mendatang. (ANTARA /Muhammad Adimaja)
Jakarta (ANTARA News) - Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) membidik pendapatan Rp10 miliar hingga Rp20 miliar dari penjualan suvenir atau cendera mata resmi Asian Games setelah peluncuran di Jakarta, Jumat.
"Kami berharap antusiasme yang tinggi dari masyarakat terhadap beragam pernak-pernik Asian Games mampu mencapai target itu," kata Deputi II Bidang Administrasi Pertandingan INASGOC Francis Wanandi.
Francis mengakui peluncuran cendera mata resmi Asian Games ke-18 itu telah mundur tiga bulan menyusul persiapan jaminan kualitas produk yang akan dijual.
"Persiapan kami sejak akhir 2017. Kami ingin memastikan produk-produk yang kami jual kondisinya sempurna dan tidak mengecewakan masyarakat," kata Francis.
Francis mengakui produk-produk cendera mata resmi Asian Games 2018 telah diminati masyarakat sejak INASGOC membuka empat toko percontohan di Jakarta pada akhir 2017.
"Jika sampai ada produk-produk palsu beredar di pasaran, itu berarti ada permintaan yang tinggi dari masyarakat. Tapi di sisi lain, memang ada kesalahan terkait lisensi produk," kata Francis.
INASGOC, menurut Francis, sangat melarang produk-produk cendera mata Asian Games yang tidak berlisensi resmi dan akan memberikan sanksi kepada penjual produk tidak resmi.
"Kami justru mendorong para penjual untuk bekerjasama dengan INASGOC dengan menjual produk resmi. Kami melindungi produk-produk resmi dengan memberikan hologram pada setiap produk," kata Francis.
Produk-produk cendera mata Asian Games 2018 juga akan dipasarkan melalui sejumlah toko dalam jaringan sehingga dapat menjangkau seluruh provinsi di Indonesia, selain kerjasama dengan salah satu jaringan toko warlaba nasional.
Harga produk-produk cendera mata Asian Games itu mulai dari Rp3.500 hingga Rp5 juta tergantung bentuk, bahan, dan desain produk.
Baca juga: Suvenir resmi Asian Games 2018 diluncurkan
Baca juga: Obor Asian Games akan diarak keliling kabupaten/kota di Sumsel
"Kami berharap antusiasme yang tinggi dari masyarakat terhadap beragam pernak-pernik Asian Games mampu mencapai target itu," kata Deputi II Bidang Administrasi Pertandingan INASGOC Francis Wanandi.
Francis mengakui peluncuran cendera mata resmi Asian Games ke-18 itu telah mundur tiga bulan menyusul persiapan jaminan kualitas produk yang akan dijual.
"Persiapan kami sejak akhir 2017. Kami ingin memastikan produk-produk yang kami jual kondisinya sempurna dan tidak mengecewakan masyarakat," kata Francis.
Francis mengakui produk-produk cendera mata resmi Asian Games 2018 telah diminati masyarakat sejak INASGOC membuka empat toko percontohan di Jakarta pada akhir 2017.
"Jika sampai ada produk-produk palsu beredar di pasaran, itu berarti ada permintaan yang tinggi dari masyarakat. Tapi di sisi lain, memang ada kesalahan terkait lisensi produk," kata Francis.
INASGOC, menurut Francis, sangat melarang produk-produk cendera mata Asian Games yang tidak berlisensi resmi dan akan memberikan sanksi kepada penjual produk tidak resmi.
"Kami justru mendorong para penjual untuk bekerjasama dengan INASGOC dengan menjual produk resmi. Kami melindungi produk-produk resmi dengan memberikan hologram pada setiap produk," kata Francis.
Produk-produk cendera mata Asian Games 2018 juga akan dipasarkan melalui sejumlah toko dalam jaringan sehingga dapat menjangkau seluruh provinsi di Indonesia, selain kerjasama dengan salah satu jaringan toko warlaba nasional.
Harga produk-produk cendera mata Asian Games itu mulai dari Rp3.500 hingga Rp5 juta tergantung bentuk, bahan, dan desain produk.
Baca juga: Suvenir resmi Asian Games 2018 diluncurkan
Baca juga: Obor Asian Games akan diarak keliling kabupaten/kota di Sumsel
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: