Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita tengah menyiapkan langkah antisipasi kenaikan harga bahan pokok (bapok) khususnya menjelang masuknya bulan suci Ramadhan pada Mei 2018, salah satunya melalui sinergi dengan pemerintah daerah.

Pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) "Stabilisasi Harga dan Stok/Pasokan Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Puasa dan Lebaran 2018/1439 H," Enggartiasto mengatakan potensi kenaikan harga tersebut cenderung diakibatkan naiknya permintaan pada masa puasa dan menjelang Idul Fitri.

"Diharapkan stok bapok cukup dan harga stabil sehingga dapat menjaga tingkat inflasi sesuai target sebesar 3,5 persen," kata Enggartiasto, dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat.

Dalam Rakornas tersebut, Enggartiasto menjelaskan empat langkah strategis yang telah disiapkan dalam menyambut HBKN ini. Beberapa di antaranya adalah penatalaksanaan, yakni melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Pemerintah Daerah, instansi terkait, dan pelaku usaha, fasilitasi dengan BUMN dan pelaku usaha, serta penugasan BULOG.

Selain itu, penetrasi pasar ke pasar rakyat dan ritel modern. Kemendag akan melakukan penetrasi pasar menjelang puasa pada 1-15 April 2018 atau (H-45)-(H-30) puasa serta menjelang Lebaran pada 14 Mei-18 Juni 2018 atau pada (H-31)-(H-7) Lebaran.

Kemudian, melalui Penerbitan Permendag terkait, yaitu pendaftaran pelaku usaha bahan pokok, harga acuan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras, penataan dan pembinaan gudang, serta perdagangan antarpulau.

"Kami akan terus memperkuat regulasi perdagangan. Kami juga memastikan seluruh Permendag ini diimplementasikan dengan baik dan benar oleh para pelaku usaha," kata Mendag.

Pemerintah juga menekankan bahwa ketentuan HET untuk tiga komoditas bapok masih berlaku, yaitu kebijakan HET gula Rp12.500/kg, daging beku Rp80.000/kg, minyak goreng kemasan sederhana Rp11.000/liter, dan minyak goreng curah Rp10.500/liter.