Indeks BEI merosot terdampak kekhawatiran perang dagang
23 Maret 2018 11:13 WIB
Arsip Foto. Petugas memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/7/2017). (ANTARA/Muhammad Adimaja)
Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi merosot 115,96 poin atau 1,85 persen ke posisi 6.138,10 poin, terdampak kekhawatiran pelaku pasar mengenai potensi perang dagang global menyusul rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerapkan tarif impor besar.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 29,06 poin (2,83 persen) menjadi 997,58 poin.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan setelah sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, perhatian pelaku pasar tampaknya beralih ke sentimen lainnya mengenai rencana Presiden Trump merealisasikan pengenaan tarif impor.
"Investor merespons negatif terhadap kebijakan itu karena dapat memicu perang dagang global sehingga aksi jual di pasar saham global, termasuk di dalam negeri berlanjut," kata Reza.
"Sementara dari dalam negeri juga minim sentimen positif baru sehingga investor cenderung mengamankan nilai asetnya dari pasar saham," katanya.
Wakil Presiden Riset dan Analisis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan investor masih menimbang implikasi kebijakan The Fed dan potensi perang dagang global.
Dari dalam negeri, lanjut Nico Omer, sentimen positif dari laporan laba emiten dan pembagian dividen belum cukup kuat menopang pergerakan IHSG.
Sementara di tingkat regional, indeks bursa Nikkei turun 764,16 poin (3,54 persen) ke 20.827,83; indeks Hang Seng melemah 892,05 poin (2,87 persen) ke 30.179,00 dan Straits Times melemah 59,94 poin (1,72 persen) ke posisi 3.431,43.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 29,06 poin (2,83 persen) menjadi 997,58 poin.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan setelah sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, perhatian pelaku pasar tampaknya beralih ke sentimen lainnya mengenai rencana Presiden Trump merealisasikan pengenaan tarif impor.
"Investor merespons negatif terhadap kebijakan itu karena dapat memicu perang dagang global sehingga aksi jual di pasar saham global, termasuk di dalam negeri berlanjut," kata Reza.
"Sementara dari dalam negeri juga minim sentimen positif baru sehingga investor cenderung mengamankan nilai asetnya dari pasar saham," katanya.
Wakil Presiden Riset dan Analisis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan investor masih menimbang implikasi kebijakan The Fed dan potensi perang dagang global.
Dari dalam negeri, lanjut Nico Omer, sentimen positif dari laporan laba emiten dan pembagian dividen belum cukup kuat menopang pergerakan IHSG.
Sementara di tingkat regional, indeks bursa Nikkei turun 764,16 poin (3,54 persen) ke 20.827,83; indeks Hang Seng melemah 892,05 poin (2,87 persen) ke 30.179,00 dan Straits Times melemah 59,94 poin (1,72 persen) ke posisi 3.431,43.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: