Indonesia Week pertemukan pengusaha Indonesia-Taiwan
23 Maret 2018 09:44 WIB
Temu bisnis pengusaha Indonesia dan Taiwan dalam ajang Indonesia Week 2018 yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan dan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Jumat (23/03/2018). (ANTARA News/Maria Rosari)
Taipei (ANTARA News) - Sebanyak 79 pengusaha Indonesia akan dipertemukan dengan 144 pelaku usaha Taiwan dalam business matching di Indonesia Week 2018, yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan dan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda di Taipei, Jumat, menjelaskan para pelaku usaha yang berpartisipasi berasal dari sektor seperti fesyen dan aksesori, alas kaki, makanan dan minuman, kertas, industri properti, tekstil, kopi, teh, produk kelapa sawit, biodiesel, agen perjalanan, dan ketenagakerjaan.
Arlinda berharap pengusaha Indonesia dan Taiwan memanfaatkan ajang itu untuk saling menjajaki peluang dan membahas lebih detail produk dan jasa yang diminati.
Ia menjelaskan pula bahwa pemerintah telah telah menetapkan beberapa target pasar untuk mengirimkan pekerja terampil ke luar negeri, salah satunya Taiwan.
"Untuk mewujudkan target ini, kami membawa serta para perwakilan dari Badan Penempatan dan Perlindungan Buruh Migran Indonesia (BNP2TKI), Asosiasi Penempatan Migran Indonesia (ASPATAKI), dan Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI)," kata Arlinda.
Sementara di sektor pariwisata, upaya promosi wisata Indonesia di Taiwan dilaksanakan melalui misi penjualan, partisipasi pada pameran wisata internasional, peran aktif mahasiwa Indonesia melalui berbagai pertunjukan budaya, serta penyediaan layanan bebas visa ke Indonesia.
Arlinda menjelaskan nilai total perdagangan antara Indonesia dengan Taiwan pada 2017 tercatat 7,5 miliar dolar AS, meningkat 14,21 persen dari tahun 2016. Indonesia selama 2017 mencatat surplus 960 juta dolar AS dalam perdagangan dengan Taiwan.
Produk nonmigas yang paling banyak diekspor Indonesia ke Taiwan meliputi batu bara, timah, tripleks, tembaga, karet, produk kertas, serta sotong dan cumi-cumi.
Baca juga: Kopi premium Indonesia diminati pasar Taiwan
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda di Taipei, Jumat, menjelaskan para pelaku usaha yang berpartisipasi berasal dari sektor seperti fesyen dan aksesori, alas kaki, makanan dan minuman, kertas, industri properti, tekstil, kopi, teh, produk kelapa sawit, biodiesel, agen perjalanan, dan ketenagakerjaan.
Arlinda berharap pengusaha Indonesia dan Taiwan memanfaatkan ajang itu untuk saling menjajaki peluang dan membahas lebih detail produk dan jasa yang diminati.
Ia menjelaskan pula bahwa pemerintah telah telah menetapkan beberapa target pasar untuk mengirimkan pekerja terampil ke luar negeri, salah satunya Taiwan.
"Untuk mewujudkan target ini, kami membawa serta para perwakilan dari Badan Penempatan dan Perlindungan Buruh Migran Indonesia (BNP2TKI), Asosiasi Penempatan Migran Indonesia (ASPATAKI), dan Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI)," kata Arlinda.
Sementara di sektor pariwisata, upaya promosi wisata Indonesia di Taiwan dilaksanakan melalui misi penjualan, partisipasi pada pameran wisata internasional, peran aktif mahasiwa Indonesia melalui berbagai pertunjukan budaya, serta penyediaan layanan bebas visa ke Indonesia.
Arlinda menjelaskan nilai total perdagangan antara Indonesia dengan Taiwan pada 2017 tercatat 7,5 miliar dolar AS, meningkat 14,21 persen dari tahun 2016. Indonesia selama 2017 mencatat surplus 960 juta dolar AS dalam perdagangan dengan Taiwan.
Produk nonmigas yang paling banyak diekspor Indonesia ke Taiwan meliputi batu bara, timah, tripleks, tembaga, karet, produk kertas, serta sotong dan cumi-cumi.
Baca juga: Kopi premium Indonesia diminati pasar Taiwan
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: