Mahasiswa, istri diplomat belajar membatik di Pakistan
21 Maret 2018 21:49 WIB
ilustrasi: Sejumlah warga mengikuti pelatihan keterampilan membatik di sanggar batik di Kampung Batik, Larangan, Tangerang, Banten, Rabu (14/3/2018). (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah mahasiswi Pakistan memperoleh pengalaman yang tak akan mereka lupakan dengan belajar membatik di bangunan bekas Istana Presiden Pakistan yang kini menjadi gedung utama kampus Fatima Jinnah Woman University (FJWU) di Rawalpindi..
Keterangan yang diperoleh Antara, pada Rabu dari KBRI Islamabad menyebutkan suasana kampus pagi itu lain dari biasanya. Tiga puluh mahasiswi duduk memegang canting batik di selasar gedung dengan asitektur lokal.
Mereka adalah peserta Workshop Batik selama dua hari (19-20/3) yang diselenggarakan bersama oleh KBRI Islamabad dengan Fakultas Seni FJWU. Paduan gedung cagar budaya dan aktivitas membatik telah membawa suasana erat pertalian budaya kedua bangsa Indonesia-Pakistan.
Dengan mengangkat tema "Nurturing Friendship by Cross-Culture Understanding", KBRI Islamabad menjadikan batik sebagai media perekat persahabatan Indonesia-Pakistan. Hubungan kedua bangsa yang bersahabat tersebut perlu terus dipupuk dan dibina seperti yamg sering disampaikan Duta Besar RI Iwan Suyudi Amri dalam berbagai kesempatan. Dia selalu menekankan perlunya dilakukan upaya untuk mempererat kembali kedekatan kedua bangsa khususnya di kalangan muda Pakistan.
Generasi muda Pakistan menjadi harapan menguatnya kembali hubungan Indonesia-Pakistan. Mereka medapatkan pendidikan yang baik dan memiliki pandangan yang terbuka seiring menguatnya kehidupan demokrasi di negara Muslim terbesar kedua di dunia tersebut.
Vice Chancellor Prof. Dr. Samina Amin Qadir menyambut baik inisiatif KBRI Islamabad yang membawa instuktur batik dari Indonesia ke kampus FJWU.
Kegiatan workshop batik menjadi media bagi mahasiswa Pakistan untuk memperluas cakrawala kebudayaan sekaligus dapat mengenal Indonesia dengan lebih baik.
Beberapa hari sebelumnya bertempat di aula KBRI Islamabad, Dharma Wanita Persatuan juga menyelenggarakan Workshop Batik yang dipadu dengan pementasan Gamelan. Kehadiran instruktur batik dari Indonesia juga menarik minat "International Foreign Women Association (IFWA)" untuk mengadakan sesi pelatihan batik selama satu hari.
Sekitar 140 orang dari kalangan isteri duta besar dan pejabat Pakistan serta diplomat asing mengapresiasi kegiatan wokshop batik tersebut.
Batik lahir dari sejarah peradaban Nusantara dan memiliki filosofi mempersatukan dengan menyusun titik-titik penyambung yang membentuk suatu motif bangunan persahabatan yang kuat antara Indonesia-Pakistan.
Keterangan yang diperoleh Antara, pada Rabu dari KBRI Islamabad menyebutkan suasana kampus pagi itu lain dari biasanya. Tiga puluh mahasiswi duduk memegang canting batik di selasar gedung dengan asitektur lokal.
Mereka adalah peserta Workshop Batik selama dua hari (19-20/3) yang diselenggarakan bersama oleh KBRI Islamabad dengan Fakultas Seni FJWU. Paduan gedung cagar budaya dan aktivitas membatik telah membawa suasana erat pertalian budaya kedua bangsa Indonesia-Pakistan.
Dengan mengangkat tema "Nurturing Friendship by Cross-Culture Understanding", KBRI Islamabad menjadikan batik sebagai media perekat persahabatan Indonesia-Pakistan. Hubungan kedua bangsa yang bersahabat tersebut perlu terus dipupuk dan dibina seperti yamg sering disampaikan Duta Besar RI Iwan Suyudi Amri dalam berbagai kesempatan. Dia selalu menekankan perlunya dilakukan upaya untuk mempererat kembali kedekatan kedua bangsa khususnya di kalangan muda Pakistan.
Generasi muda Pakistan menjadi harapan menguatnya kembali hubungan Indonesia-Pakistan. Mereka medapatkan pendidikan yang baik dan memiliki pandangan yang terbuka seiring menguatnya kehidupan demokrasi di negara Muslim terbesar kedua di dunia tersebut.
Vice Chancellor Prof. Dr. Samina Amin Qadir menyambut baik inisiatif KBRI Islamabad yang membawa instuktur batik dari Indonesia ke kampus FJWU.
Kegiatan workshop batik menjadi media bagi mahasiswa Pakistan untuk memperluas cakrawala kebudayaan sekaligus dapat mengenal Indonesia dengan lebih baik.
Beberapa hari sebelumnya bertempat di aula KBRI Islamabad, Dharma Wanita Persatuan juga menyelenggarakan Workshop Batik yang dipadu dengan pementasan Gamelan. Kehadiran instruktur batik dari Indonesia juga menarik minat "International Foreign Women Association (IFWA)" untuk mengadakan sesi pelatihan batik selama satu hari.
Sekitar 140 orang dari kalangan isteri duta besar dan pejabat Pakistan serta diplomat asing mengapresiasi kegiatan wokshop batik tersebut.
Batik lahir dari sejarah peradaban Nusantara dan memiliki filosofi mempersatukan dengan menyusun titik-titik penyambung yang membentuk suatu motif bangunan persahabatan yang kuat antara Indonesia-Pakistan.
Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: