Bandung (ANTARA News) - Warga terdampak banjir bandang disertai lumpur di Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Cicaheum, Kota Bandung, membutuhkan pasokan air untuk membersihkan material lumpur yang masuk ke dalam rumah.

"Sekarang butuhnya air bersih. Untuk bersihin rumah," ujar Neni, warga Jatihandap saat ditemui di kediamannya, Rabu.

Saat ini, Neni bersama warga lainnya tengah bergotong royong membersihkan material lumpur yang ada di permukiman mereka dengan peralatan seadanya.

Neni menceritakan, banjir bandang kali ini datang secara mendadak. Biasanya, kata dia, ketika hujan deras terjadi di kawasan Bandung utara, debit air di sungai yang tepat berada di belakang rumahnya naik secara perlahan-lahan.

"Namun kemarin sungainya langsung `gede` aja, terus berwarna cokelat biasa, `item gitu atau hijau gitu`," katanya.

Ia menduga, lumpur yang terbawa arus berasal dari material longsor di kawasan Bandung utara. Pasalnya, sebelum terjadi banjir bandang, ia mendapat kabar bahwa ada longsor di sekitar kawasan KBU.

"Banyak warga yang tinggal di atas bilang, ada longsor masuk ke sungai Cipamokolan. Ternyata benar air sungai cokelat," kata dia.

Senada dengan Neni, Asep Sahri (35), meminta pemerintah untuk segera memasok air bersih. Saat ini mayoritas rumah warga di RT.01, 04, 02, RW.04 Kelurahan Jatihandap tidak bisa ditempati akibat lumpur yang masih mengendap.

"Setengah dari tinggi rumah saya hampir habis oleh banjir. Saat airnya mulai dibersihkan ternyata ada lumpur tingginya sampai 70 centimeter," kata dia.

Selain membutuhkan pasokan air, warga juga butuh makanan serta pakaian, karena hampir seluruh pakaian yang ada di lemari, kotor oleh lumpur.

"Semoga secepatnya, karena ini memang `urgent` (mendesak)," katanya.