Brussel (ANTARA News) - Uni Eropa pada Senin (19/3) menjatuhkan sanksi kepada empat pejabat senior Suriah terkait penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil di tengah kabar bahwa pasukan Presiden Bashar al-Assad menggunakan gas klorin di daerah Ghouta Timur yang dikuasai pemberontak.

Para menteri luar negeri Uni Eropa mengenakan larangan perjalanan dan pembekuan aset kepada seorang brigadir jenderal dan tiga ilmuwan yang bekerja di Pusat Studi dan Riset Ilmiah Suriah (SSRC).

Sanksi terbaru menambah jumlah tokoh rezim yang dihukum blok tersebut dalam konflik tujuh tahun di negara itu menjadi 261 orang.

"Uni Eropa menambahkan empat orang ini karena keterlibatan mereka dalam pengembangan dan penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil, sejalan dengan kebijakan Uni Eropa untuk memerangi proliferasi dan penggunaan senjata kimia," demikian pernyataan yang disampaikan setelah para menteri menyetujui langkah tersebut di Brussel.

"Orang-orang ini meliputi seorang pejabat tinggi militer dan tiga ilmuwan yang bekerja di Pusat Studi dan Riset Ilmiah Suriah."

Pasukan rezim berulang kali dituduh menggunakan klorin dalam beberapa pekan terakhir selama operasi udara dan darat mereka untuk merebut kembali Ghouta Timur, daerah dekat Damaskus, dari pemberontak antipemerintah.

Uni Eropa memiliki satu paket sanksi luas berkenaan dengan konflik Suriah dan Brussel mendesak pelanjutan perundingan pimpinan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa yang ditujukan untuk mengakhiri perang, demikian menurut siaran kantor berita AFP. (mr)

Baca juga:
Suriah bantah miliki senjata kimia
PBB selidiki dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah