Industri kosmetik nasional tumbuh 20 persen
19 Maret 2018 21:24 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) meninjau sejumlah produk industri kosmetik nasional di BeautyFest Asia Award 2018 di Jakarta, Sabtu (17/3/2018). (ANTARA News/HO/Kemenperin)
Jakarta (ANTARA News) - Permintaan besar dari pasar domestik dan ekspor berhasil mendongkrak industri kosmetik nasional yang mengalami pertumbuhan 20 persen pada tahun 2017.
Berkat tren masyarakat yang kian memperhatikan produk perawatan tubuh sebagai salah satu kebutuhan utama, industri kosmetik nasional bahkan tumbuh mencapai empat kali lipat dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional, demikian disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
"Jadi, pertumbuhannya sampai dua digit atau empat kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional. Kementerian Perindustrian telah menempatkan industri kosmetik sebagai sektor andalan sebagaimana tertuang dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035,” kata Airlangga di Jakarta, Senin (19/3).
Pertumbuhan itu antara lain juga disokong bertambahnya pelaku industri kosmetik nasional yang melonjak dari 153 perusahaan pada 2017 menjadi 760 perusahaan, yang 95 persen di antaranya berupa industri kecil dan menengah (IKM).
"Dari industri yang skala menengah dan besar, beberapa dari mereka sudah mampu mengekspor produknya ke luar negeri seperti ke ASEAN, Afrika, Timur Tengah dan lain-lain," tuturnya, sembari menambahkan nilai ekspor produk kosmetik nasional mencapai 516,99 juta dolar AS pada 2017 atau naik dari 470,30 juta dolar AS tahun 2016.
Di sisi lain, pasar kosmetik Indonesia juga cukup besar, sehingga Menperin meyakini bisnis tersebut prospektif dan menjanjikan bagi produsen yang ingin mengembangkannya di dalam negeri.
"Saat ini, produk kosmetik sudah menjadi kebutuhan primer bagi kaum wanita yang merupakan target utama dari industri kosmetik. Selain itu, seiring dengan perkembangan zaman, industri kosmetik juga mulai berinovasi pada produk kosmetik untuk pria dan anak-anak," paparnya.
Baca juga: Serisin mampu tingkatkan nilai tambah industri farmasi dan kosmetik
Baca juga: Produk industri kosmetika jadi andalan ekspor
Baca juga: Menko Puan minta produk jamu, kosmetik ilegal diberantas
Potensi produk alami
Menperin juga menyebutkan produk-produk alami yang mengusung kampanye back to nature menjadi salah satu tren penggunaan kosmetik masyarakat, sehingga membuka peluang muncul produk kosmetik berbahan alamiah seperti yang berasal dari Bali.
"Produk-produk spa ini cukup diminati oleh wisatawan luar negeri, dengan branding yang baik diharapkan produk kosmetik nasional dapat mencapai kesuksesan seperti produk-produk kosmetik dari Korea Selatan," kata Airlangga.
Untuk mengisi potensi tersebut, Airlangga menyebutkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang menjadi bahan baku baik dari darat maupun laut.
Dari laut misalnya, ada ganggang laut dan marine collagen yang potensial untuk dikembangkan di pasar lokal maupun global.
"Jadi perlu ekstraksi lagi untuk bahan baku kita. Misalnya lidah buaya bisa menghasilkan kolagen dan ada essential oil, yang saat ini masih impor," pungkasnya.
Berkat tren masyarakat yang kian memperhatikan produk perawatan tubuh sebagai salah satu kebutuhan utama, industri kosmetik nasional bahkan tumbuh mencapai empat kali lipat dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional, demikian disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
"Jadi, pertumbuhannya sampai dua digit atau empat kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional. Kementerian Perindustrian telah menempatkan industri kosmetik sebagai sektor andalan sebagaimana tertuang dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035,” kata Airlangga di Jakarta, Senin (19/3).
Pertumbuhan itu antara lain juga disokong bertambahnya pelaku industri kosmetik nasional yang melonjak dari 153 perusahaan pada 2017 menjadi 760 perusahaan, yang 95 persen di antaranya berupa industri kecil dan menengah (IKM).
"Dari industri yang skala menengah dan besar, beberapa dari mereka sudah mampu mengekspor produknya ke luar negeri seperti ke ASEAN, Afrika, Timur Tengah dan lain-lain," tuturnya, sembari menambahkan nilai ekspor produk kosmetik nasional mencapai 516,99 juta dolar AS pada 2017 atau naik dari 470,30 juta dolar AS tahun 2016.
Di sisi lain, pasar kosmetik Indonesia juga cukup besar, sehingga Menperin meyakini bisnis tersebut prospektif dan menjanjikan bagi produsen yang ingin mengembangkannya di dalam negeri.
"Saat ini, produk kosmetik sudah menjadi kebutuhan primer bagi kaum wanita yang merupakan target utama dari industri kosmetik. Selain itu, seiring dengan perkembangan zaman, industri kosmetik juga mulai berinovasi pada produk kosmetik untuk pria dan anak-anak," paparnya.
Baca juga: Serisin mampu tingkatkan nilai tambah industri farmasi dan kosmetik
Baca juga: Produk industri kosmetika jadi andalan ekspor
Baca juga: Menko Puan minta produk jamu, kosmetik ilegal diberantas
Potensi produk alami
Menperin juga menyebutkan produk-produk alami yang mengusung kampanye back to nature menjadi salah satu tren penggunaan kosmetik masyarakat, sehingga membuka peluang muncul produk kosmetik berbahan alamiah seperti yang berasal dari Bali.
"Produk-produk spa ini cukup diminati oleh wisatawan luar negeri, dengan branding yang baik diharapkan produk kosmetik nasional dapat mencapai kesuksesan seperti produk-produk kosmetik dari Korea Selatan," kata Airlangga.
Untuk mengisi potensi tersebut, Airlangga menyebutkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang menjadi bahan baku baik dari darat maupun laut.
Dari laut misalnya, ada ganggang laut dan marine collagen yang potensial untuk dikembangkan di pasar lokal maupun global.
"Jadi perlu ekstraksi lagi untuk bahan baku kita. Misalnya lidah buaya bisa menghasilkan kolagen dan ada essential oil, yang saat ini masih impor," pungkasnya.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: