Novel Baswedan segera jalani operasi tahap dua
19 Maret 2018 10:53 WIB
Arsip - Penyidik KPK Novel Baswedan berada di mobil setibanya dari Singapura di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (22/2/2018). Novel kembali ke Indonesia setelah sepuluh bulan menjalani operasi dan perawatan mata di Singapura akibat penyerangan air keras terhadap dirinya. (ANTARA /Muhammad Iqbal)
Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah menginformasikan bahwa Novel Baswedan segera menjalani operasi mata tahap dua di Singapura.
"Hari ini Novel berangkat ke Singapura untuk persiapan kontrol sebelum operasi. Jadwal kontrol 20-21 Maret 2018," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Jakarta, Senin.
Sebelumnya, penyidik senior KPK itu dapat menjalani proses rawat jalan di Jakarta sambil menunggu operasi mata tahap dua tersebut.
"Jika kondisi yang jadi prasyarat operasi cukup menurut dokter, direncanakan operasi pada 23 Maret 2018," ucap Febri.
Novel sempat memberikan komentar terkait rencana operasi tahap dua pada mata kirinya itu.
Baca juga: Wapres harap kepolisian serius tangani kasus Novel
Baca juga: Komnas: Tim Pemantau Novel berbeda dengan TGPF
"Jadi begini, kalau dibilang pulih tentunya tidak pulih tetapi Insya Allah bisa melihat, kenapa? Mata kiri saya itu berubah kalau yang tadinya mata itu ada jaringan putih dan jaringan hitam, mata saya karena jaringan putihnya juga rusak maka diganti dengan menggunakan jaringan gusi yang ditanam di mata kiri," kata Novel saat berbincang dengan awak media di kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (27/2).
Novel disiram air keras oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai shalat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya.
Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017.
"Akibatnya, apabila nanti selesai dari semua tindakannya mata kiri saya itu terlihat warnanya pink dan di tengahnya ada sedikit hitam, ilustrasinya begitu walaupun saya belum melihat," ungkap Novel.
Novel adalah salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan KTP-elektronik (KTP-e).
Baca juga: Operasi tambahan mata Novel Baswedan berjalan lancar
Baca juga: Novel Baswedan jelaskan kondisi matanya, hingga aktivitas tunggu operasi
"Hari ini Novel berangkat ke Singapura untuk persiapan kontrol sebelum operasi. Jadwal kontrol 20-21 Maret 2018," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Jakarta, Senin.
Sebelumnya, penyidik senior KPK itu dapat menjalani proses rawat jalan di Jakarta sambil menunggu operasi mata tahap dua tersebut.
"Jika kondisi yang jadi prasyarat operasi cukup menurut dokter, direncanakan operasi pada 23 Maret 2018," ucap Febri.
Novel sempat memberikan komentar terkait rencana operasi tahap dua pada mata kirinya itu.
Baca juga: Wapres harap kepolisian serius tangani kasus Novel
Baca juga: Komnas: Tim Pemantau Novel berbeda dengan TGPF
"Jadi begini, kalau dibilang pulih tentunya tidak pulih tetapi Insya Allah bisa melihat, kenapa? Mata kiri saya itu berubah kalau yang tadinya mata itu ada jaringan putih dan jaringan hitam, mata saya karena jaringan putihnya juga rusak maka diganti dengan menggunakan jaringan gusi yang ditanam di mata kiri," kata Novel saat berbincang dengan awak media di kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (27/2).
Novel disiram air keras oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai shalat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya.
Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017.
"Akibatnya, apabila nanti selesai dari semua tindakannya mata kiri saya itu terlihat warnanya pink dan di tengahnya ada sedikit hitam, ilustrasinya begitu walaupun saya belum melihat," ungkap Novel.
Novel adalah salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan KTP-elektronik (KTP-e).
Baca juga: Operasi tambahan mata Novel Baswedan berjalan lancar
Baca juga: Novel Baswedan jelaskan kondisi matanya, hingga aktivitas tunggu operasi
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: