Aceh Selatan lepas 400 tukik
18 Maret 2018 23:05 WIB
Arsip: Anak-anak melepas tukik belimbing hasil penangkaran di Pantai Lampuuk, Aceh Besar, Aceh, Minggu (25/2/2018). . (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Tapaktuan, Aceh (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan bekerjasama dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) melepasliarkan 400 ekor anak penyu (tukik) agak berkembang biak di laut lepas.
Kepala Seksi Pengelolaan SDA TNGL, T Irmansyah S.Hut di Tapaktuan, Minggu menyebutkan, ratusan tukik yang dilepasliarkan pada Kamis (15/3) merupakan hasil penangkaran penyu Rantau Sialang.
"Sebanyak 400 ekor lebih tukik penyu yang dilepaskan tersebut berusia antara dua hingga tiga bulan. Diperkirakan sekitar dua puluh tahun ke depan tukik anakan ini akan kembali lagi di Pantai Singgah Mata, Rantau Sialang ini untuk bertelur," ungkapnya.
Menurutnya, tujuan pelepasan tukik penyu tersebut murni untuk menjaga populasi penyu dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian penyu yang saat ini populasinya semakin langka akibat sering diburu oleh masyarakat.
"Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat lebih peduli dan ikut serta melindungi penyu dan telur-telurnya agar mamalia yang kelestariannya dilindungi tersebut tetap bertahan dan kelestariannya terjaga sampai ratusan tahun ke depan di Aceh Selatan," katanya.
Sementara itu, Chairman Technikal Advisor KFW Jerman, Andreas M Graefeen menyatakan pihaknya berkomitmen menciptakan wilayah konservasi ini menjadi lebih besar lagi ke depannya.
Untuk mewujudkan program itu pihaknya sangat mengharapkan adanya dukungan maksimal dari berbagai pihak terkait khususnya dari Pemkab Aceh Selatan.
Ratusan tukik itu dilepas di beberapa lokasi pantai, yakni Pantai Singgah Mata, Rantau Sialang, Gampong Pasie Lembang, Kecamatan Kluet Selatan.
Dengan dilepasliarkan 400 ekor, maka terhitung sejak tahun 2015 hingga 2018, sudah 2.000 ekor dilepasliarkan di stasiun pembinaan populasi penyu Rantau Sialang yang dikelola oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser wilayah I Tapaktuan tersebut.
Kepala Seksi Pengelolaan SDA TNGL, T Irmansyah S.Hut di Tapaktuan, Minggu menyebutkan, ratusan tukik yang dilepasliarkan pada Kamis (15/3) merupakan hasil penangkaran penyu Rantau Sialang.
"Sebanyak 400 ekor lebih tukik penyu yang dilepaskan tersebut berusia antara dua hingga tiga bulan. Diperkirakan sekitar dua puluh tahun ke depan tukik anakan ini akan kembali lagi di Pantai Singgah Mata, Rantau Sialang ini untuk bertelur," ungkapnya.
Menurutnya, tujuan pelepasan tukik penyu tersebut murni untuk menjaga populasi penyu dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian penyu yang saat ini populasinya semakin langka akibat sering diburu oleh masyarakat.
"Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat lebih peduli dan ikut serta melindungi penyu dan telur-telurnya agar mamalia yang kelestariannya dilindungi tersebut tetap bertahan dan kelestariannya terjaga sampai ratusan tahun ke depan di Aceh Selatan," katanya.
Sementara itu, Chairman Technikal Advisor KFW Jerman, Andreas M Graefeen menyatakan pihaknya berkomitmen menciptakan wilayah konservasi ini menjadi lebih besar lagi ke depannya.
Untuk mewujudkan program itu pihaknya sangat mengharapkan adanya dukungan maksimal dari berbagai pihak terkait khususnya dari Pemkab Aceh Selatan.
Ratusan tukik itu dilepas di beberapa lokasi pantai, yakni Pantai Singgah Mata, Rantau Sialang, Gampong Pasie Lembang, Kecamatan Kluet Selatan.
Dengan dilepasliarkan 400 ekor, maka terhitung sejak tahun 2015 hingga 2018, sudah 2.000 ekor dilepasliarkan di stasiun pembinaan populasi penyu Rantau Sialang yang dikelola oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser wilayah I Tapaktuan tersebut.
Pewarta: Anwar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: