Ambon (ANTARA News) - Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVI/Pattimura, Mayjen TNI Sudarmaidy Soebandi, mengajak berbagai komponen bangsa di Maluku, agar tidak mengaitkan Republik Maluku Selatan (RMS) dengan agama karena organisasi itu lebih merupakan gerakan separatis yang menentang ideologi Pancasila dan UUD 1945. "Saya sudah mensosialisasikan ancaman RMS itu ke berbagai komponen bangsa di Kota Ambon dengan meminta jangan mencampuradukan separatis dengan agama," katanya, di Ambon, Senin. Ia menilai, masyarakat Maluku, terutama di kota Ambon memahami kondisi keamanan yang semakin sehingga ulah separatis RMS dengan memperagakan tari cakalele (perang) perlu diusut tuntas hingga ke akar-akarnya. Ia mengatakan, memang ada aksi demonstrasi yang mendesak penangkapan dan pengusutan tuntas perbuatan makar tersebut namun jangan dikait-kaitkan gerakan separatis RMS itu dengan agama tertentu. "Saya imbau, agar separatis RMS itu jangan dikait-kaitkan dengan agama tertentu sehingga kebersamaan yang dirajut susah payah paska konflik sosial sejak tahun 1999 lalu tidak ternodai aksi tarian liar," katanya. Ia pun meminta, agar masyarakat menyerahkan proses pengusutannya kepada aparat keamanan dengan berperanserta menyampaikan informasi sekiranya mengetahui adanya kegiatan oknum-oknum tertentu mengarah ke perbuatan makar. "Separatis RMS bisa tuntas ke akar-akarnya harus didukung masyarakat dengan jujur melaporkan kepada aparat keamanan aksi dari perbuatan anggota organsiasi sempalan tersebut sehingga memudahkan penangkapan mereka agar tidak menyusahkan warga lainnya," katanya menambahkan. (*)