Jayapura (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua menyatakan terjadi kasus kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue di Kabupaten Yalimo, provinsi setempat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan dr Aaron Rumainum mengemukakan DBD di Yalimo dilaporkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Yalimo melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kabupaten Yalimo pada Senin (12/3) dua kasus dan pada Selasa (13/3) juga dua kasus.

"Hingga kini ada empat kasus, dari empat kasus itu satu orang dinyatakan positif DBD dan satu orang suspect demam berdarah didapat dari RSUD Wamena karena dua orang pasien ini di rujuk rumah sakit Wamena," kata Aaron di Jayapura, Sabtu.

Sedangkan dua orang pasien lainnya juga curigai DBD, dua orang itu sementara dirawat di Puskesmas Perawatan Elelim, Yalimo.

Aaron mengatakan, kasus DBD ini dinyatakan KLB karena baru pertama kali terjadi di Elelim, Kabupaten Yalimo. Dinkes Papua sudah melakukan koordinasi dengan Dinkes Kabupaten Yalimo terkait kasus ini.

Lantaran baru pertama kali kasus DBD di Yalimo sehingga mereka tidak mempunyai alat dan bahan seperti penyemprotan, larvasida atau obat yang ditaruh di air seperti obat abate.

Selain itu, Dinkes Yalimo juga belum berpengalaman dalam melakukan survei jentik-jentik nyamuk dan melakukan penyemprotan atau fogging.

Ia menambahkan, Dinkes Papua dibawah pimpinan Kepala Seksi Wabah dan Bencana Dinkes Papua Yamamoto Sasarari sudah hingga masih terus rutin membangun komunikasi dengan Dinkes Yalimo terkait kasus tersebut dan pekan depan tim dari Dinkes Yalimo akan turun ke Yalimo

Pada Minggu (11/3) Dinkes Yalimo menemukan dua orang penderita yang dicurigai DBD. Dari dua orang itu satu orang di antaranya dinyatakan positif DBD, Kabupaten Jayawijaya, sementara satu orang lainnya klinis DBD.

Kemudian pada Selasa (13/3) Dinkes Yalimo kembali menemukan dua pasien lagi yang dicurigai terserang penyakit DBD namun belum dinyatakan DBD.

Baca juga: Kemensos telah gelontorkan bantuan senilai Rp5,52 miliar untuk Asmat

Baca juga: 57 sapi di Mukomuko mati akibat jembrana, dinilai KLB

Baca juga: Pematangsiantar cabut KLB difteri

Baca juga: Yogyakarta tetap waspadai penularan DBD meski kasus turun