Gerindra kantongi 15 kandidat cawapres dampingi Prabowo
15 Maret 2018 18:39 WIB
Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) memberikan tumpeng kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Sejumlah Pengurus DPP Partai Gerindra saat perayaan HUT ke-10 Partai Gerindra di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, Sabtu (10/2/2018). HUT ke-10 Partai Gerindra tersebut bertemakan 'Rebut Kembali Indonesia Raya.' (ANTARA/Reno Esnir)
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan partainya mengantongi 12-15 nama kandidat calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Prabowo Subianto dalam Pemilu Presiden 2019, dari berbagai latar belakang.
"Sudah ada nama-nama cawapres barangkali 12 sampai 15 orang dari partai dan non parpol dari parpol sekitar 7. Dari militer ada, tokoh Islam ada, kalangan perempuan juga ada satu sampai dua orang," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Muzani yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI itu mengatakan nama-nama cawapres tersebut diambil dari nama-nama yang bermunculan dan menjadi perbincangan di publik.
Menurut dia, Gerindra siap mendengarkan masukan dari partai-partai mitra koalisi yang sejauh ini terus melakukan penjajakan dengan partai yang belum menentukan sikap di Pemilu 2019.
"Nama-nama yang banyak muncul kemudian kita inventarisir kemungkinan-kemungkinannya," ujarnya.
Muzani menjelaskan Gerindra terus mematangkan persiapan menghadapi Pemilu Presiden 2019 dan meyakinkan partai politik koalisi untuk bisa mengusung Prabowo sebagai calon Presiden.
Dia menegaskan partainya sudah mendapatkan kepastian dari partai politik yang bisa memenuhi target 112 kursi di parlemen sehingga partainya meyakini Prabowo bisa menjadi Capres di Pilpres 2019.
"Kami saat ini tinggal menunggu momentum yang tepat untuk mendeklarasikan tentang Prabowo sebagai calon presiden. Kami sering menyebut deklarasi pada akhir Maret 2018 namun ada Jumat Paskah sehingga diundur menjadi awal atau di pertengahan bulan April," katanya.
Dia menjelaskan, terkait cawapres, sedang dibicarakan terus dengan Prabowo untuk mempertimbangkan karena berkaitan dengan strategi menghadapi Pilpres 2019 yang kondisinya berbeda dibandingkan Pilpres 2014 meskipun kemungkinan lawannya sama yaitu Joko Widodo.
Karena itu menurut dia, Prabowo masih berpikir tentang siapa cawapres yang pas mendampinginya sehingga bisa memenangkan pertarungan di Pilpres 2019.
"Pada saat pendeklarasian idealnya sudah diumumkan calon wakil presidennya tapi kalau itu belum memungkinkan dan belum dicapai kesepakatan maka bisa ditunda oleh partai koalisi sambil terus melihat situasi dan kondisi perkembangan politik nasional," katanya.
Dia menilai dinamika politik juga menentukan satu hingga tiga cawapres, dan kemudian akan ditentukan satu orang cawapres yang akan diusung.
"Sudah ada nama-nama cawapres barangkali 12 sampai 15 orang dari partai dan non parpol dari parpol sekitar 7. Dari militer ada, tokoh Islam ada, kalangan perempuan juga ada satu sampai dua orang," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Muzani yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI itu mengatakan nama-nama cawapres tersebut diambil dari nama-nama yang bermunculan dan menjadi perbincangan di publik.
Menurut dia, Gerindra siap mendengarkan masukan dari partai-partai mitra koalisi yang sejauh ini terus melakukan penjajakan dengan partai yang belum menentukan sikap di Pemilu 2019.
"Nama-nama yang banyak muncul kemudian kita inventarisir kemungkinan-kemungkinannya," ujarnya.
Muzani menjelaskan Gerindra terus mematangkan persiapan menghadapi Pemilu Presiden 2019 dan meyakinkan partai politik koalisi untuk bisa mengusung Prabowo sebagai calon Presiden.
Dia menegaskan partainya sudah mendapatkan kepastian dari partai politik yang bisa memenuhi target 112 kursi di parlemen sehingga partainya meyakini Prabowo bisa menjadi Capres di Pilpres 2019.
"Kami saat ini tinggal menunggu momentum yang tepat untuk mendeklarasikan tentang Prabowo sebagai calon presiden. Kami sering menyebut deklarasi pada akhir Maret 2018 namun ada Jumat Paskah sehingga diundur menjadi awal atau di pertengahan bulan April," katanya.
Dia menjelaskan, terkait cawapres, sedang dibicarakan terus dengan Prabowo untuk mempertimbangkan karena berkaitan dengan strategi menghadapi Pilpres 2019 yang kondisinya berbeda dibandingkan Pilpres 2014 meskipun kemungkinan lawannya sama yaitu Joko Widodo.
Karena itu menurut dia, Prabowo masih berpikir tentang siapa cawapres yang pas mendampinginya sehingga bisa memenangkan pertarungan di Pilpres 2019.
"Pada saat pendeklarasian idealnya sudah diumumkan calon wakil presidennya tapi kalau itu belum memungkinkan dan belum dicapai kesepakatan maka bisa ditunda oleh partai koalisi sambil terus melihat situasi dan kondisi perkembangan politik nasional," katanya.
Dia menilai dinamika politik juga menentukan satu hingga tiga cawapres, dan kemudian akan ditentukan satu orang cawapres yang akan diusung.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: