Presiden sebut perbankan nasional terlalu bermain aman
15 Maret 2018 13:37 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan paparan dihadapan pimpinan bank umum di Indonesia, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/3/2018). Presiden mendorong bank-bank BUMN dan swasta di Indonesia untuk dapat bersaing dengan bank asing serta melakukan inovasi dan berani mengambil resiko. (ANTARA/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyebut perbankan nasional terlalu bermain aman dan kurang berani mengambil risiko.
"Perbankan kita jangan-jangan terlalu aman dengan angka sebesar itu. Saya tanyakan apakah perbankan kita terlalu aman atau mungkin bapak ibu sekalian yang selalu main aman," kata Presiden saat bicara di depan para pimpinan bank umum Indonesia yang berkumpul di Istana Negara Jakarta, Kamis.
Presiden mengatakan angka rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 23,36 persen memang sangat kuat dibanding negara maju lainnya di angka 12-15 persen.
Sedangkan excess reserve perbankan tercatat di kisaran Rp626 triliun juga dinilai sangat likuid.
"Tapi mohon maaf, saya ingin tahu perbankan kita, jangan-jangan terlalu aman dengan angka sebesar itu," kata Kepala Negara.
Presiden berharap para pelaku perbankan nasional untuk lebih agresif dan perlu keluar dari zona nyaman agar target pertumbuhan kredit 2018 naik 12 persen tercapai.
"Angka 12 persen tidak mungkin tercapai kalau kita terjebak di zona aman tadi, sekali lagi perbankan itu juga harus prudent. Apakah perbankan kita, pelaku jasa keuangan terlalu main aman dan terjebak rutinitas," kata Jokowi.
Kepala Negara mengatakan bermain aman di era di dunia yang begitu dinamis, era keterbukaan dan perkembangan teknologi yang begitu cepat adalah sebuah ilusi.
"Main aman tidak ada, yang ada hanya malas atau kurang cerdas, ragu-ragu. Orang yang berpikir mempertahankan status quo, aman-man saja. Sekali lagi itu hanya ilusi, enngak ada seperti itu di saat dunia berubah begitu cepat," katanya.
Jokowi mengatakan jika dalam era sekarang tidak mengikuti perubahan maka dengan sendirinya akan mati secara pelan-pelan.
"Perbankan kita jangan-jangan terlalu aman dengan angka sebesar itu. Saya tanyakan apakah perbankan kita terlalu aman atau mungkin bapak ibu sekalian yang selalu main aman," kata Presiden saat bicara di depan para pimpinan bank umum Indonesia yang berkumpul di Istana Negara Jakarta, Kamis.
Presiden mengatakan angka rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 23,36 persen memang sangat kuat dibanding negara maju lainnya di angka 12-15 persen.
Sedangkan excess reserve perbankan tercatat di kisaran Rp626 triliun juga dinilai sangat likuid.
"Tapi mohon maaf, saya ingin tahu perbankan kita, jangan-jangan terlalu aman dengan angka sebesar itu," kata Kepala Negara.
Presiden berharap para pelaku perbankan nasional untuk lebih agresif dan perlu keluar dari zona nyaman agar target pertumbuhan kredit 2018 naik 12 persen tercapai.
"Angka 12 persen tidak mungkin tercapai kalau kita terjebak di zona aman tadi, sekali lagi perbankan itu juga harus prudent. Apakah perbankan kita, pelaku jasa keuangan terlalu main aman dan terjebak rutinitas," kata Jokowi.
Kepala Negara mengatakan bermain aman di era di dunia yang begitu dinamis, era keterbukaan dan perkembangan teknologi yang begitu cepat adalah sebuah ilusi.
"Main aman tidak ada, yang ada hanya malas atau kurang cerdas, ragu-ragu. Orang yang berpikir mempertahankan status quo, aman-man saja. Sekali lagi itu hanya ilusi, enngak ada seperti itu di saat dunia berubah begitu cepat," katanya.
Jokowi mengatakan jika dalam era sekarang tidak mengikuti perubahan maka dengan sendirinya akan mati secara pelan-pelan.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: