Korea habiskan 13 milyar dolar untuk Olimpiade
14 Maret 2018 21:09 WIB
Pengunjung membeli tiket masuk di venue ski cross country Paralimipiade Musim Dingin PyeongChang 2018 di PyeongChang, Korea Selatan, Rabu (14/3/2018) (ANTARA News/Aditia Wicaksono)
PyeongChang (ANTARA News) - Pemerintah Korea Selatan menghabiskan dana sekitar 13 milyar dolar AS untuk menggelar Olimpiade Musim Dingin 2018 di PyeongChang, demikian pejabat setempat pada Rabu.
"Kami telah menghabiskan 10 milyar dolar AS untuk pembangunan infrastruktur dan tiga milyar dolar AS untuk membangun expressway (jalan tol)," demikian Juru Bicara Pemerintah Daerah Provinsi Gangwon Kim Yong Chul kepada ANTARA di Gangwon Media Center, PyeongChang, Korea Selatan, Rabu.
Baca juga: Olimpiade Pyeongchang kena serangan siber
Kim mengemukakan hal tersebut kepada 11 jurnalis dari negara anggota MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia) yang diundang untuk menyaksikan ajang Paralimpiade Musim Dingin di PyeongChang.
Kim mengatakan bahwa selama gelaran Olimpiade Musim Dingin 2018 berlangsung pada 9-25 Februari sebanyak lima juta penonton tercatat menonton pesta olahraga musim dingin dunia tersebut.
Pemerintah setempat berharap Olimpiade Musim Dingin kali ini bisa membawa dampak positif di masa depan untuk lebih mempopulerkan wilayah PyeongChang, yang terkenal sebagai destinasi ski di Korea Selatan, dan juga Provinsi Gangwon pada umumnya.
"Ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk mengembangkan wilayah Gangwon ke depannya," kata Kim.
Pada sesi diskusi dengan para jurnalis negara anggota MIKTA, Kim mengemukakan bagaimana upaya pemerintah setempat untuk tetap memanfaatkan sarana olahraga yang telah dibangun untuk menggelar Olimpiade Musim Dingin agar tidak terbengkalia setelah pesta olahraga musim dingin tersebut usai.
Pemerintah setempat telah mengalokasikan dana untuk perawatan sejumlah venue olahraga yang bisa digunakan untuk menggelar berbagai ajang olahraga lainnya di luar Olimpiade ke depannya, kata Kim.
Olimpiade Musim Dingin 2018 juga merupakan momen yang sangat bersejarah karena untuk pertama kalinya dalam sejarah atlit Korea Utara berpartisipasi di dalamnya.
Pemerintah dan warga Korea memandang Olimpiade PyeongChang sebagai salah satu momentum untuk menuju unifikasi Korea Selatan dan Utara.
Baca juga: Valentine di Olimpiade, Pyeongchang jadi ajang kencan
Seperti yang terlihat di venue ski cross-country Paralimpiade di PyeongChang, ratusan pendukung Korea, dewasa maupun anak-anak, membawa bendera Korea Selatan dan bendera unifikasi Korea, yang bergambarkan peta Semenajung Korea berwarna biru muda dengan latar putih.
Selain itu, sekitar 22.000 sukarelawan dilibatkan untuk mendukung jalannya Olimpiade dan Paralimpiade Musim dingin di PyeongChang.
Paralimpiade Musim Dingin PyeongChang, yang digelar sejak 9 Maret, akan menutup gelaran pesta olahraga musim dingin di Korea Selatan pada 18 Maret nanti.
Baca juga: Google Doodle ikut rayakan pembukan Paralimpiade 2018
Baca juga: ASEAN Para Games - Indonesia sapu bersih laga beregu tenis meja hari pertama
"Kami telah menghabiskan 10 milyar dolar AS untuk pembangunan infrastruktur dan tiga milyar dolar AS untuk membangun expressway (jalan tol)," demikian Juru Bicara Pemerintah Daerah Provinsi Gangwon Kim Yong Chul kepada ANTARA di Gangwon Media Center, PyeongChang, Korea Selatan, Rabu.
Baca juga: Olimpiade Pyeongchang kena serangan siber
Kim mengemukakan hal tersebut kepada 11 jurnalis dari negara anggota MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia) yang diundang untuk menyaksikan ajang Paralimpiade Musim Dingin di PyeongChang.
Kim mengatakan bahwa selama gelaran Olimpiade Musim Dingin 2018 berlangsung pada 9-25 Februari sebanyak lima juta penonton tercatat menonton pesta olahraga musim dingin dunia tersebut.
Pemerintah setempat berharap Olimpiade Musim Dingin kali ini bisa membawa dampak positif di masa depan untuk lebih mempopulerkan wilayah PyeongChang, yang terkenal sebagai destinasi ski di Korea Selatan, dan juga Provinsi Gangwon pada umumnya.
"Ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk mengembangkan wilayah Gangwon ke depannya," kata Kim.
Pada sesi diskusi dengan para jurnalis negara anggota MIKTA, Kim mengemukakan bagaimana upaya pemerintah setempat untuk tetap memanfaatkan sarana olahraga yang telah dibangun untuk menggelar Olimpiade Musim Dingin agar tidak terbengkalia setelah pesta olahraga musim dingin tersebut usai.
Pemerintah setempat telah mengalokasikan dana untuk perawatan sejumlah venue olahraga yang bisa digunakan untuk menggelar berbagai ajang olahraga lainnya di luar Olimpiade ke depannya, kata Kim.
Olimpiade Musim Dingin 2018 juga merupakan momen yang sangat bersejarah karena untuk pertama kalinya dalam sejarah atlit Korea Utara berpartisipasi di dalamnya.
Pemerintah dan warga Korea memandang Olimpiade PyeongChang sebagai salah satu momentum untuk menuju unifikasi Korea Selatan dan Utara.
Baca juga: Valentine di Olimpiade, Pyeongchang jadi ajang kencan
Seperti yang terlihat di venue ski cross-country Paralimpiade di PyeongChang, ratusan pendukung Korea, dewasa maupun anak-anak, membawa bendera Korea Selatan dan bendera unifikasi Korea, yang bergambarkan peta Semenajung Korea berwarna biru muda dengan latar putih.
Selain itu, sekitar 22.000 sukarelawan dilibatkan untuk mendukung jalannya Olimpiade dan Paralimpiade Musim dingin di PyeongChang.
Paralimpiade Musim Dingin PyeongChang, yang digelar sejak 9 Maret, akan menutup gelaran pesta olahraga musim dingin di Korea Selatan pada 18 Maret nanti.
Baca juga: Google Doodle ikut rayakan pembukan Paralimpiade 2018
Baca juga: ASEAN Para Games - Indonesia sapu bersih laga beregu tenis meja hari pertama
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: