Jakarta (ANTARA News) - CEO Indonesia Digital Asset Exchange (Indodax), Oscar Darmawan, menyatakan penyedia pertukaran mata uang kripto seperti Bitcoin selalu mengutamakan keamanan siber demi melindungi transaksi dan konsumen yang ada di dalamnya.
“Di marketplace seperti ini, perlindungan keamanan siber merupakan budget yang terbesar,” kata Oscar saat peluncuran Indodax, yang semula bernama Bitcoin Indonesia, di Jakarta, Rabu.
Ia mengaku perusahaan marketplace yang mengadakan pertukaran mata uang kripto sering menjadi target peretas.
Meski pun begitu, Oscar menyatakan teknologi blockchain, yang ada di balik mata uang virtual, hingga saat ini belum pernah diretas, yang menjadi sasaran adalah perusahaan yang mengadakan transaksi mata uang kripto.
Blockchain, teknologi pencatatan transaksi terintegrasi diklaim sebagai teknologi yang sangat amat dan sangat sulit diretas karena setiap node yang ada di blockchain memiliki berlapis enkripsi sehingga sulit dibobol.
Blockchain, lanjut Oscar, menjanjikan transparansi dalam transaksi. Aktivitas dalam transaksi seperti siapa yang mengirim, yang menerima dan berapa banyak yang dikirim akan terlacak.
Awal tahun ini, situs pertukaran mata uang kripto Coincheck di Jepang kebobolan lebih dari 530 juta dolar karena diretas.
Peretas mencuri 58 miliar yen, setara 532,84 juta dolar saat itu, koin NEM dari situs dagang tersebut.
Baca juga: Pakar optimistis Bitcoin membaik
Indodax: keamanan mata uang kripto nomor satu
14 Maret 2018 14:25 WIB
Mata uang virtual Bitcoin (REUTERS/Benoit Tessier)
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: