Jadi pasar terbesar e-commerce, IKM Indonesia berpeluang tumbuh
13 Maret 2018 22:17 WIB
Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Mufidah Yusuf Kalla didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Ketua Bidang Daya Saing Produk Dekranas Yantie Airlangga Hartarto melihat produk kain songket produksi Henny Adly pada Pameran Pesona Busana dan Aksesoris Nusantara 2018 di Kementerian Perindustrian Jakarta, Selasa. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar dan negara yang potensial untuk tumbuh dan berkembangnya perdagangan elektronik (e-commerce).
Hal ini didukung dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, di mana penetrasi internet telah menjangkau sebanyak 90,5 juta jiwa dan di antara mereka sekitar 26,3 juta jiwa telah berbelanja secara online.
“Peluang tersebut perlu ditangkap oleh para pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Untuk itu, Kementerian Perindustrian meluncurkan program e-Smart IKM yang bertujuan dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan teknologi digital,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa.
Menperin menyampaikan, hingga saat ini, sebanyak 1.730 pelaku IKM telah mengikuti workshop e-Smart IKM. Sampai tahun 2019, ditargetkan dapat mengajak hingga 10 ribu pelaku IKM seluruh Indonesia untuk mengikuti lokakarya tersebut.
Program yang diluncurkan pada tahun lalu ini telah dilakukan kegiatan sosialisasi dan workshop ke beberapa wilayah di Indonesia.
Agar dapat mengetahui lebih detil mengenai program e-smart IKM, Direktorat Jenderal IKM mempunyai layanan call centre melalui Hotline IKM (1500-775) yang dapat langsung diakses oleh seluruh masyarakat.
“Kami berharap para pelaku IKM nasional dapat memanfaatkan fasilitas ini sehingga bisa mendapatkan informasi terhadap program, kebijakan, fasilitasi dan layanan lainnya,” ujar Airlangga.
Menperin menjelaskan, dalam menghadapi era revolusi industri keempat atau Industry 4.0, pelaku IKM perlu mendapat program pembinaan yang tepat sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan daya saingnya sekaligus memperluas pasar ekspor.
“Pengembangan IKM menjadi salah satu kunci dari implementasi Industry 4.0. Penerapan Industry 4.0 juga sebenarnya meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, penyerapan tenaga kerja dan perluasan pasar bagi industri,” paparnya.
Kemenperin mencatat, sektor kerajinan terus menunjukkan kinerja yang positif, di mana nilai ekspor pada tahun 2017 mencapai 776 juta dolar AS atau naik sebesar 3,8 persen dibanding tahun 2016 yang mencapai 747 juta dolar AS.
Selain itu, nilai ekspor Batik mampu menyumbangkan sebesar 58 juta dolar AS pada 2017.
Airlangga menyampaikan, kerajinan tradisional yang diwariskan oleh para leluhur Indonesia merupakan produk-produk budaya yang memiliki nilai seni dan bernilai tambah tinggi.
“Sektor ini berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan industri di Tanah Air," tegasnya.
Dalam hal ini, Menperin memberikan apresiasi kepada Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) yang menggelar Pameran Pesona Busana dan Aksesori Nusantara di Plasa Pameran Industri Kementerian Perindustrian, Jakarta.
Pameran yang diselenggarakan pada 13-16 Maret 2018 ini, diikuti sebanyak 50 pelaku IKM dari berbagai daerah di Indonesia.
Menurutnya, pemasaran secara offline tidak dapat dipandang sebelah mata karena keuntungannya adalah pembeli dapat melihat secara langsung jenis dan kualitas produk.
Selain itu, pembeli juga dapat bertemu langsung dengan pelaku IKM sehingga proses negosiasi lebih mudah dilakukan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Dekranas Mufidah Jusuf Kalla mengatakan, pameran ini bertujuan untuk mempromosikan produk kerajinan, khususnya mode dan aksesori Indonesia. Pameran tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan rasa cinta dan bangga terhadap produk buatan Indonesia.
"Setelah kenal timbul rasa cinta dan suka, sehingga mau membeli dan mengenakan produk buatan anak bangsa," ujarnya.
Berbagai produk dipamerkan dalam acara itu mulai dari aneka batik nusantara, tenun, songket, kebaya dan aksesori lainnya.
Hal ini didukung dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, di mana penetrasi internet telah menjangkau sebanyak 90,5 juta jiwa dan di antara mereka sekitar 26,3 juta jiwa telah berbelanja secara online.
“Peluang tersebut perlu ditangkap oleh para pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Untuk itu, Kementerian Perindustrian meluncurkan program e-Smart IKM yang bertujuan dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan teknologi digital,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa.
Menperin menyampaikan, hingga saat ini, sebanyak 1.730 pelaku IKM telah mengikuti workshop e-Smart IKM. Sampai tahun 2019, ditargetkan dapat mengajak hingga 10 ribu pelaku IKM seluruh Indonesia untuk mengikuti lokakarya tersebut.
Program yang diluncurkan pada tahun lalu ini telah dilakukan kegiatan sosialisasi dan workshop ke beberapa wilayah di Indonesia.
Agar dapat mengetahui lebih detil mengenai program e-smart IKM, Direktorat Jenderal IKM mempunyai layanan call centre melalui Hotline IKM (1500-775) yang dapat langsung diakses oleh seluruh masyarakat.
“Kami berharap para pelaku IKM nasional dapat memanfaatkan fasilitas ini sehingga bisa mendapatkan informasi terhadap program, kebijakan, fasilitasi dan layanan lainnya,” ujar Airlangga.
Menperin menjelaskan, dalam menghadapi era revolusi industri keempat atau Industry 4.0, pelaku IKM perlu mendapat program pembinaan yang tepat sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan daya saingnya sekaligus memperluas pasar ekspor.
“Pengembangan IKM menjadi salah satu kunci dari implementasi Industry 4.0. Penerapan Industry 4.0 juga sebenarnya meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, penyerapan tenaga kerja dan perluasan pasar bagi industri,” paparnya.
Kemenperin mencatat, sektor kerajinan terus menunjukkan kinerja yang positif, di mana nilai ekspor pada tahun 2017 mencapai 776 juta dolar AS atau naik sebesar 3,8 persen dibanding tahun 2016 yang mencapai 747 juta dolar AS.
Selain itu, nilai ekspor Batik mampu menyumbangkan sebesar 58 juta dolar AS pada 2017.
Airlangga menyampaikan, kerajinan tradisional yang diwariskan oleh para leluhur Indonesia merupakan produk-produk budaya yang memiliki nilai seni dan bernilai tambah tinggi.
“Sektor ini berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan industri di Tanah Air," tegasnya.
Dalam hal ini, Menperin memberikan apresiasi kepada Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) yang menggelar Pameran Pesona Busana dan Aksesori Nusantara di Plasa Pameran Industri Kementerian Perindustrian, Jakarta.
Pameran yang diselenggarakan pada 13-16 Maret 2018 ini, diikuti sebanyak 50 pelaku IKM dari berbagai daerah di Indonesia.
Menurutnya, pemasaran secara offline tidak dapat dipandang sebelah mata karena keuntungannya adalah pembeli dapat melihat secara langsung jenis dan kualitas produk.
Selain itu, pembeli juga dapat bertemu langsung dengan pelaku IKM sehingga proses negosiasi lebih mudah dilakukan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Dekranas Mufidah Jusuf Kalla mengatakan, pameran ini bertujuan untuk mempromosikan produk kerajinan, khususnya mode dan aksesori Indonesia. Pameran tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan rasa cinta dan bangga terhadap produk buatan Indonesia.
"Setelah kenal timbul rasa cinta dan suka, sehingga mau membeli dan mengenakan produk buatan anak bangsa," ujarnya.
Berbagai produk dipamerkan dalam acara itu mulai dari aneka batik nusantara, tenun, songket, kebaya dan aksesori lainnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: