Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa pagi turun tujuh poin menjadi Rp13.753 per dolar AS dari Rp13.746 per dolar AS.

"Dalam fluktuasi harian rupiah memang berada dalam area pelemahan, namun itu relatif masih stabil seiring ekonomi nasional yang kondusif," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada.

Rencana pemerintah untuk menaikkan subsidi bahan bakar minyak, ia menjelaskan, akan menjaga daya beli masyarakat dan pada akhirnya bisa menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.

Sementara pergerakan dolar AS, menurut dia, saat ini juga sedang dibayangi data penggajian pekerjaan Amerika Serikat yang lebih rendah dari sebelumnya dengan indeks upah rata-rata pada Februari hanya naik 0,1 persen, lebih rendah dari 0,3 persen pada Januari.

"Kondisi itu dapat menahan laju dolar AS lebih tinggi dan berpotensi mengalami pembalikan arah," katanya.

Di sisi lain, dia melanjutkan, masih adanya kekhawatiran mengenai kemungkinan perang dagang akibat kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump juga dapat menahan apresiasi dolar AS lebih tinggi.

Sementara itu, ekonom Samuel Sekuritas Ahamd Mikail mengatakan data kenaikan upah per jam di Amerika Serikat yang tumbuh di bawah ekspektasi akan mendorong rendahnya inflasi, dan situasi itu meredakan kekhawatiran pasar terhadap kenaikan suku bunga The Federal Reserve yang diperkirakan tidak lebih dari tiga kali pada 2018.

Dari dalam negeri, ia mengatakan, kondisi menjelang lelang surat utang negara yang kemungkinan mendorong masuknya investor asing ke pasar perdana SUN akan menjaga pergeraka rupiah stabil.