Gerakan Pengawal Fatwa Ulama gelar kongres pada April
13 Maret 2018 07:59 WIB
Arsip - Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI, sebelum berubah menjadi GNPF Ulama) Bachtiar Nasir (ketiga kiri) bersama Wakil Ketua GNPF-MUI Zaitun Rasmin (kedua kanan) meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan usai bertemu Presiden Joko Widodo di Jakarta, Minggu (25/6). (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama berencana akan menyelenggarakan kongres umat Islam pada April 2018 di Jakarta.
"Dalam kongres tersebut, kami menyoroti isu-isu utama terkait dengan kepentingan umat Islam," ujar Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak di Jakarta, Selasa.
Kongres tersebut akan membahas berbagai isu seperti memperkuat persatuan umat dalam menghadapi Pilkada dan juga Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019.
"Kami ingin mengedukasi umat, agar memahami dan menentukan calon pemimpin yang layak dipilih sesuai rekam jejak yang bersih dan kompetensinya," jelas dia.
Persatuan umat, lanjut dia, penting untuk dijaga di tengah terpaan isu-isu utama yang rentan memecah belah dan maraknya kabar bohong.
Selain isu politik dan kabar bohong, dia juga menyoroti isu lainnya yang perlu mendapat perhatian khusus dari umat Islam, seperti kasus penganiayaan terhadap ulama.
"GNPF Ulama mengapresiasi langkah penegak hukum untuk memproses kasus tersebut. GNPF Ulama juga mengimbau agar keadilan ditegakkan tanpa diskriminasi," harap dia.
Pada Oktober 2017 GNPF MUI berubah nama menjadi GNPF Ulama. Yusuf Muhammad Martak didaulat menjadi ketua GNPF Ulama menggantikan Bachtiar Nasir.
"GNPF Ulama adalah gerakan nasional yang cinta damai dan antianarkisme. Kami menghargai kebhinekaan. Setelah dua tahun berjalan, struktur organisasi GNPF Ulama juga mengalami perubahan dalam rangka penyegaran dan pemutakhiran. Ke depan, struktur organisasi GNPF Ulama akan berbentuk presidium," ujarnya.
Baca juga: Islam tidak ajarkan penyebaran kabar bohong
"Dalam kongres tersebut, kami menyoroti isu-isu utama terkait dengan kepentingan umat Islam," ujar Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak di Jakarta, Selasa.
Kongres tersebut akan membahas berbagai isu seperti memperkuat persatuan umat dalam menghadapi Pilkada dan juga Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019.
"Kami ingin mengedukasi umat, agar memahami dan menentukan calon pemimpin yang layak dipilih sesuai rekam jejak yang bersih dan kompetensinya," jelas dia.
Persatuan umat, lanjut dia, penting untuk dijaga di tengah terpaan isu-isu utama yang rentan memecah belah dan maraknya kabar bohong.
Selain isu politik dan kabar bohong, dia juga menyoroti isu lainnya yang perlu mendapat perhatian khusus dari umat Islam, seperti kasus penganiayaan terhadap ulama.
"GNPF Ulama mengapresiasi langkah penegak hukum untuk memproses kasus tersebut. GNPF Ulama juga mengimbau agar keadilan ditegakkan tanpa diskriminasi," harap dia.
Pada Oktober 2017 GNPF MUI berubah nama menjadi GNPF Ulama. Yusuf Muhammad Martak didaulat menjadi ketua GNPF Ulama menggantikan Bachtiar Nasir.
"GNPF Ulama adalah gerakan nasional yang cinta damai dan antianarkisme. Kami menghargai kebhinekaan. Setelah dua tahun berjalan, struktur organisasi GNPF Ulama juga mengalami perubahan dalam rangka penyegaran dan pemutakhiran. Ke depan, struktur organisasi GNPF Ulama akan berbentuk presidium," ujarnya.
Baca juga: Islam tidak ajarkan penyebaran kabar bohong
Pewarta: Indriani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: