Pabrik pengolahan garam senilai Rp900 miliar beroperasi di Gresik
12 Maret 2018 20:40 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi (dari kiri) Plt. Dirjen Pengembangan dan Perwilayahan Industri (PPI) I Gusti Putu Suryawirawan serta Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono menandatangani prasasti Peresmian Pabrik Pengolahan Garam Industri dan Konsumsi PT. UNIchemCandi Indonesia disaksikan (dari kanan) Direktur Utama PT. UNIchemCandi Indonesia Unn Harris dan CEO PT. UNIchemCandi Indonesia Ryan Harris di Gresik, Jawa Timur. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Pabrik pengolahan garam PT UNIchemCandi Indonesia senilai Rp900 miliar mulai beroperasi di Gresik, Jawa Timur, di mana garam adalah salah satu bahan baku pokok yang sangat dibutuhkan oleh sejumlah sektor manufaktur untuk menopang keberlanjutan produktivitasnya.
“Jadi, garam mendukung supply chain dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Untuk itu, kami terus mendorong investasi baru atau ekspansi di sektor industri pengolahan garam di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan pers diterima di Jakarta, Senin.
Airlangga menyampaikan hal itu pada Peresmian Pabrik Pengolahan Garam Industri dan Konsumsi PT UNIchemCandi Indonesia di Kawasan Industri JIIPE Gresik, Jawa Timur.
Menperin memberikan apresiasi kepada PT UNIchemCandi Indonesia atas sumbangsihnya dalam upaya membangun ketahanan pangan nasional melalui pembangunan pabrik pengolahan garam industri dan konsumsi yang berbasis teknologi tinggi.
“Ini sejalan dengan program pemerintah, yaitu swasembada garam. Selain itu mampu berkontribusi terhadap perekonomian kita,” tegasnya.
Adanya pembangunan pabrik baru milik PT UNIchemCandi Indonesia di Gresik, Airlangga meyakini, struktur industri nasional semakin kuat dan dalam sehingga akan mampu kompetitif di pasar domestik maupun ekspor.
“Inilah yang dibutuhkan oleh Indonesia, membuat industri pengolahan di dalam negeri. Apalagi, industri-industri yang menyerap bahan baku garam merupakan sektor andalan,” tuturnya.
Menperin pun mendorong PT UNIchemCandi Indonesia agar terus memperluas usahanya, bahkan bisa menaikkan kapasitas produksinya hingga 10 kali lipat sehingga dapat memasok permintaan pasar dalam negeri.
“Kami mendukung pabrik ini berkembang dan menjadi contoh bagi perusahaan lain,” ujarnya.
Direktur Utama PT UNIchemCandi Indonesia Unn Harris menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksinya.
“Melalui pembangunan pabrik baru ini, kami telah melakukan investasi pengolahan garam dengan proses washing dan refinery,” jelasnya.
Pabrik seluas 8 hektare dengan nilai investasi sebesar Rp900 miliar ini, terdiri dari tiga lini produksi.
Dua lini untuk garam pencucian dan satu lini untuk garam rafinasi. Dengan kapasitas terpasang saat ini yang mencapai 300 ribu ton per tahun, PT UNIchemCandi Indonesia merupakan industri pengolahan garam terbesar di Indonesia.
“Rincian kapasitas produksi sekarang, untuk garam rafinasi sekitar 70 ribu ton per tahun, sedangkan garam pencucian sebanyak 180 ribu ton per tahun.
Namun, pabrik kami ini bisa diperluas lagi hingga 5 lini dengan total kapasitas produksi mencapai 450 ribu ton per tahun,” ungkapnya. Apabila garam lokal tersedia, PT. UNIchemCandi Indonesia menyerap hingga 200 ribu ton per tahun.
Unn juga menilai, pabrik baru di Gresik ini satu-satunya industri pengolahan garam yang menggunakan teknologi Pure Vacuum Dry (PVD).
“Jadi, pabrik ini berbasis teknologi tinggi dan terkini, seperti teknologi OCS, full robotic dan automatic palletizing system untuk menghasilkan garam rafinasi dengan kadar NaCl lebih tinggi dari 99 persen dan dengan kadar impurities yang sangat rendah,” paparnya.
“Jadi, garam mendukung supply chain dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Untuk itu, kami terus mendorong investasi baru atau ekspansi di sektor industri pengolahan garam di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan pers diterima di Jakarta, Senin.
Airlangga menyampaikan hal itu pada Peresmian Pabrik Pengolahan Garam Industri dan Konsumsi PT UNIchemCandi Indonesia di Kawasan Industri JIIPE Gresik, Jawa Timur.
Menperin memberikan apresiasi kepada PT UNIchemCandi Indonesia atas sumbangsihnya dalam upaya membangun ketahanan pangan nasional melalui pembangunan pabrik pengolahan garam industri dan konsumsi yang berbasis teknologi tinggi.
“Ini sejalan dengan program pemerintah, yaitu swasembada garam. Selain itu mampu berkontribusi terhadap perekonomian kita,” tegasnya.
Adanya pembangunan pabrik baru milik PT UNIchemCandi Indonesia di Gresik, Airlangga meyakini, struktur industri nasional semakin kuat dan dalam sehingga akan mampu kompetitif di pasar domestik maupun ekspor.
“Inilah yang dibutuhkan oleh Indonesia, membuat industri pengolahan di dalam negeri. Apalagi, industri-industri yang menyerap bahan baku garam merupakan sektor andalan,” tuturnya.
Menperin pun mendorong PT UNIchemCandi Indonesia agar terus memperluas usahanya, bahkan bisa menaikkan kapasitas produksinya hingga 10 kali lipat sehingga dapat memasok permintaan pasar dalam negeri.
“Kami mendukung pabrik ini berkembang dan menjadi contoh bagi perusahaan lain,” ujarnya.
Direktur Utama PT UNIchemCandi Indonesia Unn Harris menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksinya.
“Melalui pembangunan pabrik baru ini, kami telah melakukan investasi pengolahan garam dengan proses washing dan refinery,” jelasnya.
Pabrik seluas 8 hektare dengan nilai investasi sebesar Rp900 miliar ini, terdiri dari tiga lini produksi.
Dua lini untuk garam pencucian dan satu lini untuk garam rafinasi. Dengan kapasitas terpasang saat ini yang mencapai 300 ribu ton per tahun, PT UNIchemCandi Indonesia merupakan industri pengolahan garam terbesar di Indonesia.
“Rincian kapasitas produksi sekarang, untuk garam rafinasi sekitar 70 ribu ton per tahun, sedangkan garam pencucian sebanyak 180 ribu ton per tahun.
Namun, pabrik kami ini bisa diperluas lagi hingga 5 lini dengan total kapasitas produksi mencapai 450 ribu ton per tahun,” ungkapnya. Apabila garam lokal tersedia, PT. UNIchemCandi Indonesia menyerap hingga 200 ribu ton per tahun.
Unn juga menilai, pabrik baru di Gresik ini satu-satunya industri pengolahan garam yang menggunakan teknologi Pure Vacuum Dry (PVD).
“Jadi, pabrik ini berbasis teknologi tinggi dan terkini, seperti teknologi OCS, full robotic dan automatic palletizing system untuk menghasilkan garam rafinasi dengan kadar NaCl lebih tinggi dari 99 persen dan dengan kadar impurities yang sangat rendah,” paparnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: