Bogor (ANTARA News) - Polri mengakui keberhasilan Georgia dalam melakukan reformasi di tubuh kepolisian, namun kebijakan tersebut tidak bisa langsung diterapkan di Indonesia.
"Penduduk (Indonesia) hampir 300 juta orang. Pulau 17 ribu. Beraneka ragam kompleksitas. Tidak bisa apple to apple seperti Georgia," kata Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri Kombes Pol Arief Adiharsa dalam acara Gathering Trunojoyo, Bogor, Jawa Barat, Minggu (11/3).
Ia menceritakan bahwa Kepolisian Georgia memecat sebagian besar anggota kepolisian yang memiliki kinerja buruk dan merekrut anggota polisi baru.
"Georgia (punya) 40 ribu (polisi), dipecat 30 ribu," katanya.
Menurutnya, hal yang dapat diambil dari keberhasilan negara tersebut adalah perlunya penerapan kebijakan yang konsisten.
"Pecat dan rekrut polisi berintegritas. Ini sebenarnya model kebijakan yang konsisten," katanya.
Menurutnya, tindakan Kepolisian Negara Georgia tidak bisa serta merta diaplikasikan untuk melakukan reformasi di tubuh Polri.
"Yang dapat kita tiru adalah konsistensi mereka dalam menegakkan aturan," katanya.
Ia berujar bahwa hal yang lebih penting adalah memastikan seluruh lembaga yudikatif dan masyarakat untuk selalu taat terhadap peraturan dan menindak tegas pihak-pihak yang melanggar aturan.
"Konsistensi yang bisa merangkul semua lembaga yudikatif, dan masyarakat sipil. Yang hebat adalah bagaimana kebijakan ini dilaksanakan secara konsisten," katanya.
Reformasi kepolisian Georgia tidak bisa langsung ditiru
12 Maret 2018 05:10 WIB
Bareskrim Polri (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: