Damaskus, Suriah (ANTARA News) - Kelompok pertama gerilyawan telah meletakkan senjata mereka di Wilayah Ghouta Timur di sebelah timur Ibu Kota Suriah, Damaskus, dan pergi ke pos penyeberangan yang dikuasai pemerintah.

Sementara itu, rombongan bantuan kemanusiaan memasuki tempat bergolak pada Jumat (9/3) dan mengirim barang bantuan yang cukup buat 12.000 orang.

Setelah seharian laporan yang bertentangan mengenai warga sipil yang meninggalkan Ghouta Timur, sebanyak 12 gerilyawan mencapai wilayah yang dirancang sebagai koridor kemanusiaan di Daerah Wafidin di sebelah timur-laut Damaskus.

Mereka datang dari pertanian yang bersebelahan, kabupaten Douma, di daerah yang dikuasai gerilyawan di Ghouta Timur, demikian laporan stasiun televisi negara Suriah.

Gerilyawan tersebut diperiksa sebelum mereka naik ke bus yang membawa mereka ke tujuan yang tak diketahui, tapi sangat mungkin ke daerah yang dikuasai gerilyawan di Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah.

Dalam satu siaran langsung, stasiun televisi negara memperlihatkan gerilyawan yang duduk di dalam satu bus, kebanyakan dari mereka berjenggot dan banyak dari mereka kelihatan masih sangat muda, sementara seorang pembaca berita mengatakan sebagian gerilyawan itu berusia di bawah 18 tahun.

Kelompok lain gerilyawan diperkirakan pergi dalam waktu dekat, kata stasiun televisi tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua.

Pengungsian kelompok kecil itu menandai kepergian pertama gerilyawan dari Ghouta Timur sejak jeda kemanusiaan harian dukungan Rusia di Ghouta Timur berlaku pada 27 Februari, setelah pengesahan Resolusi 2401 Dewan Keamanan PBB, yang disahkan pada 24 Februari dan menyerukan gencatan senjata kemanusiaan selama 30 hari.

Peristiwa tersebut juga terjadi dua hari setelah militer Rusia menawarkan jalan ke luar yang aman, dan mengajukan usul untuk mengizinkan gerilyawan menyerahkan kubu utama terakhir mereka di pinggir timur Damaskus itu.

Sejak 27 Februari, jeda kemanusiaan lima jam setiap hari telah disahkan tanpa ada warga sipil yang meninggalkan Ghouta Timur, kecuali untuk dua kondisi ketika satu pasangan Pakistan serta 15 perempuan dan anak kecil pergi.

Jeda kemanusiaan dukungan Rusia tersebut bertujuan semata-mata memungkinkan warga sipil meninggalkan Ghouta Timur, dan helikopter pemerintah suriah menjatuhkan selebaran setiap hari untuk membimbing warga ke jalur aman untuk sampai ke Daerah Wafidin.

Sehari sebelumnya, Pemerintah Suriah mengumumkan pembukaan koridor lain kemanusiaan di Daerah Mlaiha di sebelah tenggara Damaskus, yang berdekatan dengan Kota Kecil Jisreen --yang dikuasai gerilyawan di Ghouta Timur.

Namun tak seorang pun pergi, dan pemerintah menuduh gerilyawan menembaki pos perlintasan untuk "mencegah" warga sipil pergi.

(Uu.C003)