Malang (ANTARA News) - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meluncurkan program baru bagi mahasiswa sebagai bekal ketika mereka telah menyelesaikan kuliahnya dan terjun di lingkungan masyarakat maupun dunia kerja, yakni "UMM Pasti".

Rektor UMM, Fauzan di Malang, Jawa Timur, Jumat mengemukakan Program UMM Pasti tersebut adalah Pasti lulus empat tahun, Pasti bekerja, dan Pasti mandiri. "Dengan adanya program UMM Pasti ini, kami menjamin lulusan UMM dapat mandiri dan membuka usaha, bahkan lapangan kerja sendiri," kata Fauzan.

Fauzan meyakini jika program UMM Pasti tersebut bisa dijalankan dengan baik, tidak akan ada lagi mahasiswa UMM yang tidak bekerja setelah lulus dari kampus swasta terbaik di Jatim tersebut.

Menurut Fauzan, jauh sebelum UMM Pasti digaungkan, mahasiswa dan alumni UMM telah banyak yang terjun di bidang entrepreunership dengan berbagai macam latar belakang, mulai dari sekedar menambah uang jajan, pengalaman hingga memberdayakan masyarakat, seperti yang dilakukan salah satu mahasiswa UMM tersebut, Muhammad Aripin.

Alumni Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik UMM itu telah diganjar banyak penghargaan nasional berkat usahanya menghidupkan industri kreatif. Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar yang didirikannya pada 2014 telah memiliki 85 warga binaan, 21 diantaranya telah memiliki usaha sendiri serta empat lainnya telah melanjutkan kuliah.

Aripin pun meraih penghargaan selama tiga tahun berturut-turut, yakni pada ajang penganugerahan Pemuda Pelopor Nasional di Bidang Pendidikan, Wirausaha Kreatif di ajang Satu Indonesia Award dan Yayasan Berprestasi Nasional. "Saya teringat wasiat ibu saat mendirikan yayasan. Kini saatnya saya membalas semua kebaikan yang ibu berikan pada saya dengan berbuat baik pada orang lain," kata Aripin.

Apa yang dilakukan Arifin berbeda dengan Nasihudin Cahya, Awang Ristanto, dan Helmi Mahendra. Bagi ketiganya, berwirausaha merupakan jalan untuk menyalurkan kecintaan mereka pada kopi. "Awalnya saya sama Cahya suka kopi, lalu ikut-ikut dan belajar membuat kopi sama teman, kemudian munculah ide kenapa gak buka sendiri saja," ungkap mahasiswa Program Studi Perternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan UMM tersebut.

Setelah menyiapkan diri untuk berwirausaha, Awang beserta dua temannya memanfaatkan becak milik Cahya sebagai tempat untuk berjualan dengan mengusung brand "Becak Koling" atau Becak Kopi Keliling. "Becak itu punya Cahya yang duluan punya usaha," ujarnya.

Berbagai hambatan menjadi wirausahawan yang memulai semuanya dari kantong pribadi tidak lantas menyurutkan semangat tiga mahasiswa UMM asli Malang ini. Helmi menyebutkan bahwa pada awal mereka memulai usaha sering tidak ada yang membeli. Kondisi itu justru menjadi cambuk semangat bagi mereka. "Pernah sampai di lokasi terus hujan deras, sepi gak ada yang beli," tuturnya.

Meski hanya berjualan kopi, Awang mengaku omzet yang dikantongi setiap bulannya cukup lumayan. Ketiganya menargetkan untuk memiliki lahan sendiri untuk digunakan berjualan agar ada tempat tetap dan tidak harus berpindah-pindah, apalagi saat hujan.

"Untung yang didapat buat beli alat-alat baru dan kalau bisa tahun ini sudah punya lahan walaupun kecil yang penting menetap," harap Helmi.

Sementara itu, Kepala Program Studi (Kaprodi) PBSI UMM Sugiarti mengatakan selaras dengan UMM PASTI, di Prodi BSI ada mata kuliah kewirausahaan bersastra dan kewirausahaan berbahasa. Selain itu, pihaknya juga melakukan pemetaan peminatan mahasiswa. Untuk mahasiswa yang memiliki minat di luar bidang Prodi, bisa bekerja sama dengan lintas prodi dan lintas fakultas.

"Jika mahasiswa memiliki keterampilan di bidang fisik juga akan kami carikan sumberdaya, teramsuk menggandeng dan bekerja sama dengan pihak lain, misal mengisi stand di sebuah acara. Mereka juga bisa membuka mini forum saat berjualan di kegiatan kampus contohnya ngopi sastra, ngopi linguistik," katanya.