Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia memandang penurunan harga beras di akhir Februari hingga awal Maret 2018 cukup mengendurkan tekanan inflasi, yang terlihat berdasarkan survei hingga pekan pertama bahwa inflasi Maret berada di 3,31 persen (yoy) atau 0,11 persen (mtm).

Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat, mengatakan berdasarkan survei pemantauan harga di 164 pasar di 82 kota, harga beras menunjukkan deflasi.

"Namun memang masih ada inflasi untuk varietas pangan lainnya seperti bawang merah dan bawang putih," ujar dia.

Agus mengatakan inflasi dari kelompok harga pangan bergejolak atau "volatile foods" akan dijaga di rentang bawah 4-5 persen pada tahun ini, setelah pada 2017 hanya sebesar 0,7 persen.

Di sisi lain, Agus melihat tekanan inflasi juga akan mereda dari kelompok tarif yang diatur pemerintah (administered prices) pada tahun ini setelah pemerintah memastikan tidak ada kenaikan tari Bahan Bakar Minyak dan Tarif Listrik.

"Inflasi di 2018 akan sesuai target, apaagi pemerintah sudah canangkan di 2018 tidak ada penyesuaian BBM dan listrik," ujar dia.

Bank Sentral ingn menjaga inflasi tahun ini di 2,5-4,5 persen (yoy), setelah inflasi 2017 sebesar 3,6 persen.

Tekanan harga beras merupakan salah satu faktor dari inflasi Februari yang sebesar 0,19 persen (mtm). Beras, dan juga bawang putih menjadi dua komoditas dengan andil terbesar terhadap inflasi yakni 0,04 persen di Februari 2018.