Banjir Kabupaten Bandung membuat lalu lintas lumpuh
9 Maret 2018 15:18 WIB
Dokumentasi - Foto udara permukiman warga terdampak banjir di Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/3/2018). (ANTARA/Raisan Al Farisi)
Bandung (ANTARA News) - Hujan deras yang terjadi pada Kamis sore hingga malam membuat tiga kecamatan di Kabupaten Bandung terendam banjir dan menyebabkan arus lalu lintas lumpuh hingga Jumat siang.
Ketua Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kabupaten Bandung, Atep Salman Alfarisi, mengatakan masyarakat yang hendak menuju Baleendah dan Dayeuhkolot serta Ciparay dan Banjaran terpaksa harus memutar arah ke Bojongsoang-Cijagra.
"Tetapi akan terjadi kepadatan yang cukup signifikan meski melewati jalan alternatif," ujarnya saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat.
Ia merinci berdasarkan pantauan tim MRI di lapangan, jalur Andir-Baleendah menuju Banjaran tidak bisa dilalui karena ketinggian banjir mencapai 20-70 cm.
Kemudian jalur Andir-Ciparay pun tidak bisa dilalui akibat banjir yang mencapai ketinggian 80 cm, sementara jalur Andir-Katapang mencapai 100 cm.
"Akses Dayeuhkolot-Baleendah hanya bisa dilewati dengan perahu dan delman," kata dia.
Ia mengatakan, MRI ikut membantu melakukan evakuasi terhadap masyarakat yang terdampak banjir. MRI, kata dia, akan fokus dalam memberikan penanganan terhadap warga terdampak banjir yang tidak bisa dijangkau.
"Kita juga menggalang dana dari semua stakeholder dan menyalurkan kepada korban banjir yang tidak terjangkau oleh pemerintah," kata dia.
Sementara itu, Kepala harian BPBD Kabupaten Bandung, Akhmad Djohara merinci, sebanyak 599 kepala keluarga yang terdiri atas 1.938 jiwa dari tiga Kabupaten Bandung masih bertahan di sejumlah tempat pengungsian akibat banjir yang melanda kawasan tersebut.
Menurutnya, akibat hujan deras yang melanda kawasan Bandung raya pada Kamis sore hingga malam membuat 6.361 rumah terendam. Selain itu, tujuh gedung sekolah, delapan gedung fasilitas umum, dan 36 gedung tempat ibadah pun terdampak banjir.
Ketua Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kabupaten Bandung, Atep Salman Alfarisi, mengatakan masyarakat yang hendak menuju Baleendah dan Dayeuhkolot serta Ciparay dan Banjaran terpaksa harus memutar arah ke Bojongsoang-Cijagra.
"Tetapi akan terjadi kepadatan yang cukup signifikan meski melewati jalan alternatif," ujarnya saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat.
Ia merinci berdasarkan pantauan tim MRI di lapangan, jalur Andir-Baleendah menuju Banjaran tidak bisa dilalui karena ketinggian banjir mencapai 20-70 cm.
Kemudian jalur Andir-Ciparay pun tidak bisa dilalui akibat banjir yang mencapai ketinggian 80 cm, sementara jalur Andir-Katapang mencapai 100 cm.
"Akses Dayeuhkolot-Baleendah hanya bisa dilewati dengan perahu dan delman," kata dia.
Ia mengatakan, MRI ikut membantu melakukan evakuasi terhadap masyarakat yang terdampak banjir. MRI, kata dia, akan fokus dalam memberikan penanganan terhadap warga terdampak banjir yang tidak bisa dijangkau.
"Kita juga menggalang dana dari semua stakeholder dan menyalurkan kepada korban banjir yang tidak terjangkau oleh pemerintah," kata dia.
Sementara itu, Kepala harian BPBD Kabupaten Bandung, Akhmad Djohara merinci, sebanyak 599 kepala keluarga yang terdiri atas 1.938 jiwa dari tiga Kabupaten Bandung masih bertahan di sejumlah tempat pengungsian akibat banjir yang melanda kawasan tersebut.
Menurutnya, akibat hujan deras yang melanda kawasan Bandung raya pada Kamis sore hingga malam membuat 6.361 rumah terendam. Selain itu, tujuh gedung sekolah, delapan gedung fasilitas umum, dan 36 gedung tempat ibadah pun terdampak banjir.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: