Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Central Asia Tbk menikmati pertumbuhan laba bersih sebesar 13,1 persen (tahun ke tahun/yoy) sepanjang 2017 menjadi Rp23,3 triliun, yang sebagian besar dari pendapatan penyaluran kredit dari menggeliatnya penyaluran kredit yang bertumbuh 12,4 persen (yoy).

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Kamis, mengatakan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) BCA sebesar Rp41,8 triliun atau naik 4,1 persen, sedangkan pendapatan operasional lainnya Rp15,1 triliun atau naik 11,5 persen.

"Kami manfaatkan peluang bisnis di tengah proses pemulihan ekonomi Indonesia tahun lalu," ujar Jahja.

Pertumbuhan penyaluran kredit BCA tahun lalu sebesar 12,4 persen (yoy) atau sebesar Rp468 triliun yang didukung pertumbuhan kredit korporasi 14,5 persen menjadi Rp 177,3 triliun pada akhir tahun 2017.

Permintaan kredit dari segmen korporasi, kata Jahja, terus menanjak di akhir tahun seiring semakin masifnya pembangunan infrastruktur.

Sedangkan kredit konsumer BCA tumbuh 12,1 persen menjadi Rp 122,8 triliun, dengan rincian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang naik 14,2 persen menjadi Rp73,0 triliun dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) naik 10 persen menjadi Rp38,3 triliun pada 2017.

Sedangkan pertumbuhan transaksi kartu kredit meningkat 6,9 persen menjadi Rp 11,5 triliun. Di sisi kredit komersial dan UKM, BCA mencatatkan pertumbuhan 10,3 persen menjadi Rp 167,5 triliun.

Kualitas aset BCA ditandai dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang cukup terjaga di 1,5 persen, denga cadangan kredit sebesar Rp14,6 triliun. Angka itu meningkat 5,2 persen dibandingkan 2016. Sementara Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah tercatat sebesar 190,7 persen.

Baca juga: BCA kantongi laba Rp16,8 triliun kuartal III