Pekanbaru (ANTARA News) - Personel gabungan Kepolisian Resor Bengkalis menyisir pulau-pulau terluar tidak berpenghuni di pesisir Provinsi Riau yang dicurigai sebagai lokasi transit narkoba dari jalur internasional, Selat Malaka.

"Kita diperintahkan untuk melakukan pemeriksaan di pulau-pulau terluar dan tidak berpenghuni," kata Kepala Polres Bengkalis AKBP Abas Basuni dihubungi dari Pekanbaru, Rabu.

Penyisiran tersebut dilakukan dengan menggunakan kapal cepat yang melibatkan personel gabungan Satpol Air, Satres Narkoba serta jajaran Kepolisian Sektor Bengkalis. Upaya penyisiran yang dilakukan personel polisi bersenjata lengkap laras panjang dilakukan sejak Selasa kemarin (6/3).

Ia menuturkan, terdapat sejumlah pulau yang diperiksa, di antaranya Pulau Babi, Pulau Beting Aceh, dan sejumlah pulau kosong lainnya yang tidak jauh dari Pulau Rupat, Bengkalis.

Hingga kini, Abas mengaku belum menemukan hal-hal mencurigakan, termasuk temuan narkoba di pulau-pulau tak berpenghuni tersebut.

Namun, dia mengatakan bahwa pihaknya terus meningkatkan patroli menyusul informasi penggunaan pulau-pulau kosong tersebut sebagai lokasi transit narkoba sebelum diselundupkan melalui pelabuhan-pelabuhan tikus ke daratan Riau.

"Intinya apa yang kita lakukan sekarang adalah upaya untuk mempersempit ruang gerak para penyelundup narkoba," ujarnya.

Informasi penggunaan pulau-pulau kosong di pesisir Riau sebagai lokasi transit narkoba diungkap oleh tersangka narkoba yang diringkus BNN Riau baru-baru ini.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Narkoba BNN Riau, AKBP Haldun beberapa waktu lalu mengatakan bahwa terdapat pulau-pulau kosong di pesisir Riau sebagai "gudang" narkoba.

Sindikat narkoba tersebut, kata dia, bertransaksi di tengah laut. Kemudian disembunyikan di pulau kosong untuk selanjutnya diselundupkan ke berbagai jalur tikus melalui beragam cara.

Kepala Bidang Humas Polda Riau, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo mengakui bahwa jalur perairan merupakan jalur favorit para gembong narkoba.

"Maraknya narkoba di Riau pertama karena faktor posisi. Selat Malaka adalah salah satu jalur laut paling ramai di dunia. Penyelundupan masuk dari sana, lalu melalui pelabuhan-pelabuhan tikus," katanya.

Guntur mengatakan, dibutuhkan sinergi rapi dari beragam lintas sektoral, seperti TNI, Badan Narkotika Nasional, Bea dan Cukai hingga masyarakat dalam upaya memberantas narkoba.

Ia mengklaim, komunikasi dan koordinasi terus dilakukan. Targetnya adalah pelabuhan-pelabuhan tikus di daerah pesisir yang membentang dari Rokan Hilir hingga Indragiri Hilir. Panjangnya mencapai lebih 1.200 kilometer.

Untuk itu, Polda Riau secara khusus memberikan perhatian penuh memperkuat jajaran di daerah pesisir.