Pengamat: pertemuan AHY-Jokowi sinyal dukungan Demokrat
6 Maret 2018 18:28 WIB
Komandan Satuan Bersama (Kogasma) Partai Demokrat untuk Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta, Selasa (6/3/2018). Putra sulung mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut menyampaikan undangan Rapimnas Partai Demokrat kepada Presiden Joko Widodo yang berlangsung pada 10-11 Maret 2018. (ANTARA /Puspa Perwitasari) ()
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Padjajaran Yusa Djuyandi memandang pertemuan Agus Harimurti Yudhoyono dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Selasa, dapat menjadi sinyal potensi dukungan Demokrat terhadap Jokowi pada Pilpres 2019.
"Pertemuan AHY dengan Jokowi meski dalam konteks menyampaikan undangan Rapimnas Demokrat, namun juga sebagai salah satu bentuk silaturahim komunikasi politik jelang Pemilu 2019. Saya melihat bahwa pertemuan ini juga memberi sinyal soal potensi dukungan Demokrat kepada Jokowi pada Pilpres," jelas Yusa dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Yusa memperkirakan AHY diutus dalam rangka membangun komunikasi politik yang lebih baik dengan Jokowi selaku petahana.
Baca juga: AHY undang Jokowi hadiri Rapimnas Demokrat
Namun menurut dia, posisi tawar Demokrat terhadap Presiden Jokowi pada Pilpres 2019, kemungkinan besar hanya sebatas sebagai partai pendukung potensial.
Dia mengatakan, Demokrat agaknya akan sulit jika ingin menawarkan AHY sebagai cawapres Jokowi.
Meski AHY merupakan sosok muda yang cerdas, kata Yusa, namun AHY membutuhkan lebih banyak pengalaman dalam dunia politik.
"Kemampuan berpolitik tidak bisa didapatkan dengan cara sekejap. AHY baru tahun lalu terjun dalam politik praktis, banyak kekurangan yang perlu diperhatikan. Idealnya AHY masuk kembali dalam kontestasi politik lokal, seperti menjadi calon gubernur," jelas Yusa.
Sehingga dia memperkirakan, posisi tawar Demokrat terhadap Jokowi pada 2019 hanya sebatas partai pendukung.
"Tapi menjadi pendukung Jokowi pun akan ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan Demokrat, semisal posisi menteri. Bahkan bicara jauh kedepan soal potensi tukar dukungan pada Pilpres 2024. Sebab jika Jokowi terpilih lagi di 2019, dan Demokrat mendukung Jokowi, bukan tidak mungkin akan ada koalisi besar antara PDIP dengan Demokrat di Pilpres 2024," jelas dia.
Baca juga: AHY: Demokrat harus berkoalisi pada Pemilu 2019
Sebelumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara untuk menyampaikan undangan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Sentul pada 10-11 Maret 2018.
Menurut Agus, pertemuan tersebut tidak secara spesifik membicarakan mengenai dukungan kepada Presiden Jokowi menjadi calon presiden maupun Agus sebagai calon wakil presiden pada pemilu 2019.
Baca juga: Pengamat: Agus Harimurti berpotensi jadi cawapres Jokowi
"Pertemuan AHY dengan Jokowi meski dalam konteks menyampaikan undangan Rapimnas Demokrat, namun juga sebagai salah satu bentuk silaturahim komunikasi politik jelang Pemilu 2019. Saya melihat bahwa pertemuan ini juga memberi sinyal soal potensi dukungan Demokrat kepada Jokowi pada Pilpres," jelas Yusa dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Yusa memperkirakan AHY diutus dalam rangka membangun komunikasi politik yang lebih baik dengan Jokowi selaku petahana.
Baca juga: AHY undang Jokowi hadiri Rapimnas Demokrat
Namun menurut dia, posisi tawar Demokrat terhadap Presiden Jokowi pada Pilpres 2019, kemungkinan besar hanya sebatas sebagai partai pendukung potensial.
Dia mengatakan, Demokrat agaknya akan sulit jika ingin menawarkan AHY sebagai cawapres Jokowi.
Meski AHY merupakan sosok muda yang cerdas, kata Yusa, namun AHY membutuhkan lebih banyak pengalaman dalam dunia politik.
"Kemampuan berpolitik tidak bisa didapatkan dengan cara sekejap. AHY baru tahun lalu terjun dalam politik praktis, banyak kekurangan yang perlu diperhatikan. Idealnya AHY masuk kembali dalam kontestasi politik lokal, seperti menjadi calon gubernur," jelas Yusa.
Sehingga dia memperkirakan, posisi tawar Demokrat terhadap Jokowi pada 2019 hanya sebatas partai pendukung.
"Tapi menjadi pendukung Jokowi pun akan ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan Demokrat, semisal posisi menteri. Bahkan bicara jauh kedepan soal potensi tukar dukungan pada Pilpres 2024. Sebab jika Jokowi terpilih lagi di 2019, dan Demokrat mendukung Jokowi, bukan tidak mungkin akan ada koalisi besar antara PDIP dengan Demokrat di Pilpres 2024," jelas dia.
Baca juga: AHY: Demokrat harus berkoalisi pada Pemilu 2019
Sebelumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara untuk menyampaikan undangan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Sentul pada 10-11 Maret 2018.
Menurut Agus, pertemuan tersebut tidak secara spesifik membicarakan mengenai dukungan kepada Presiden Jokowi menjadi calon presiden maupun Agus sebagai calon wakil presiden pada pemilu 2019.
Baca juga: Pengamat: Agus Harimurti berpotensi jadi cawapres Jokowi
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018
Tags: