AHY: Demokrat harus berkoalisi pada Pemilu 2019
6 Maret 2018 14:08 WIB
Komandan Satuan Bersama (Kogasma) Partai Demokrat untuk Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan keterangan kepada wartawan usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/3/2018).((ANTARA /Puspa Perwitasari))
Jakarta (ANTARA News) - Komandan Satuan Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengaku bahwa partai politik itu harus berkoalisi pada pemilu 2019.
"Ya dalam politik segala sesuatunya mungkin dan walaupun hari ini partai Demokrat belum memiliki satu sikap khusus terkait siapa yang akan diusung, tapi saya yakini pada akhirnya Demokrat akan menentukan sikapnya akan bersama-sama dengan parpol lainnya karena berdasarkan aturan presidential treshold (PT) 20 persen maka Demokrat tidak bisa sendirian," kata Agus, di Jakarta, Rabu.
Agus pada hari ini menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan undangan Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat di Sentul pada 10-11 Maret 2018.
"Demokrat hari ini memegang tiket 10 persen lebih sedikit berdasarkan hasil pemilu tahun 2014 lalu, karena itu koalisi merupakan sebuah keniscayaan tetapi kapan dengan siapa tentu akan terus dipertimbangkan dan dihitung segala sesuatunya. Saya tidak dalam kapasitas utk membicarakan itu pada hari ini kepada Pak Jokowi, yang jelas dalam politik itu semuanya cair, semuanya mungkin dan terus kita lakukan komunikasi yang baik dengan semua pihak," jelas Agus.
Rapimnas pada 10-11 Maret 2018 ini menurut Agus juga ditujukan untuk melakukan konsolidasi seluruh kader demokrat dengan tema besar "Demokrat Siap".
"Ini menunjukkan kesiapan psikis maupun kesiapan fisik di lapangan bahwa kader-kader demokrat siap untuk berjuang dan juga menjadi peserta serta mensukseskan pemilu 2019. Harapan kami Demokrat dapat sukses di tahun 2019, mendapatkan suara yang signifikan, meningkat dari 2014 lalu dan bisa mengantarkan calon-calon wakil rakyat kita berada di Senayan maupun DPRD tingkat provinsi maupun kabupaten kota," tambah Agus.
Sedangkan mengenai nama calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres) bisa juga akan dideklarasikan pada rapimnas nanti.
"Saya tidak mengatasnamakan ketua umum disini, Pak SBY, yang jelas rapimnas kali ini benar-benar kita ingin sekali lagi memgkonsolidasikan semangat perjuangan dari seluruh kader di tanah air. Sekali lagi terlalu dini untuk bisa ditentukan hari ini walau orang mengatakan tidak terlalu dini karena waktunya tinggal empat bulan lagi sebelum menyerahkan semua persyaratan capres dan cawapres 2019 mendatang itu," kata Agus.
Terkait kemungkinan ia membentuk poros ketiga sebagai pilihan alternatif antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto, Agus juga mengaku bahwa ia ikut mencermati perkembangan isu tersebut.
"Saya juga mengikuti ada berbagai percapakan di warung-warung kopi termasuk oleh para pengamat bahwa apakah menjadi alternatif ketika hadir poros ketiga. Tetapi sekali lagi cairnya dinamisnya politik Indonesia hari ini menyulitkan kita untuk menentukan secara konklusif hari ini terhadap sesuatu yg masih mungkin terjadi empat bulan ke depan. Kalau ditanya mungkin tidak mungkin selalu ada kemungkinan," kata Agus.
Politik pun menurut Agus adalah suatu kompromi dan konsensus sejumlah partai politik sehingga ia akan terus melakukan kalkulasi.
"Boleh-boleh saja dan saya juga mengamini mensyukuri kalau ada semangat dari kader Demokrat, menyerukan sebuah semangat bahwa AHY baik utk bisa menjadi alternatif ke depan. Tetapi saya mengatakan itulah logika politik ada PT 20 persen yang harus dipatuhi sehingga jangan sampai ada miss-match antara semangat dan logika politik," tambah Agus.
"Ya dalam politik segala sesuatunya mungkin dan walaupun hari ini partai Demokrat belum memiliki satu sikap khusus terkait siapa yang akan diusung, tapi saya yakini pada akhirnya Demokrat akan menentukan sikapnya akan bersama-sama dengan parpol lainnya karena berdasarkan aturan presidential treshold (PT) 20 persen maka Demokrat tidak bisa sendirian," kata Agus, di Jakarta, Rabu.
Agus pada hari ini menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan undangan Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat di Sentul pada 10-11 Maret 2018.
"Demokrat hari ini memegang tiket 10 persen lebih sedikit berdasarkan hasil pemilu tahun 2014 lalu, karena itu koalisi merupakan sebuah keniscayaan tetapi kapan dengan siapa tentu akan terus dipertimbangkan dan dihitung segala sesuatunya. Saya tidak dalam kapasitas utk membicarakan itu pada hari ini kepada Pak Jokowi, yang jelas dalam politik itu semuanya cair, semuanya mungkin dan terus kita lakukan komunikasi yang baik dengan semua pihak," jelas Agus.
Rapimnas pada 10-11 Maret 2018 ini menurut Agus juga ditujukan untuk melakukan konsolidasi seluruh kader demokrat dengan tema besar "Demokrat Siap".
"Ini menunjukkan kesiapan psikis maupun kesiapan fisik di lapangan bahwa kader-kader demokrat siap untuk berjuang dan juga menjadi peserta serta mensukseskan pemilu 2019. Harapan kami Demokrat dapat sukses di tahun 2019, mendapatkan suara yang signifikan, meningkat dari 2014 lalu dan bisa mengantarkan calon-calon wakil rakyat kita berada di Senayan maupun DPRD tingkat provinsi maupun kabupaten kota," tambah Agus.
Sedangkan mengenai nama calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres) bisa juga akan dideklarasikan pada rapimnas nanti.
"Saya tidak mengatasnamakan ketua umum disini, Pak SBY, yang jelas rapimnas kali ini benar-benar kita ingin sekali lagi memgkonsolidasikan semangat perjuangan dari seluruh kader di tanah air. Sekali lagi terlalu dini untuk bisa ditentukan hari ini walau orang mengatakan tidak terlalu dini karena waktunya tinggal empat bulan lagi sebelum menyerahkan semua persyaratan capres dan cawapres 2019 mendatang itu," kata Agus.
Terkait kemungkinan ia membentuk poros ketiga sebagai pilihan alternatif antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto, Agus juga mengaku bahwa ia ikut mencermati perkembangan isu tersebut.
"Saya juga mengikuti ada berbagai percapakan di warung-warung kopi termasuk oleh para pengamat bahwa apakah menjadi alternatif ketika hadir poros ketiga. Tetapi sekali lagi cairnya dinamisnya politik Indonesia hari ini menyulitkan kita untuk menentukan secara konklusif hari ini terhadap sesuatu yg masih mungkin terjadi empat bulan ke depan. Kalau ditanya mungkin tidak mungkin selalu ada kemungkinan," kata Agus.
Politik pun menurut Agus adalah suatu kompromi dan konsensus sejumlah partai politik sehingga ia akan terus melakukan kalkulasi.
"Boleh-boleh saja dan saya juga mengamini mensyukuri kalau ada semangat dari kader Demokrat, menyerukan sebuah semangat bahwa AHY baik utk bisa menjadi alternatif ke depan. Tetapi saya mengatakan itulah logika politik ada PT 20 persen yang harus dipatuhi sehingga jangan sampai ada miss-match antara semangat dan logika politik," tambah Agus.
Pewarta: Desca Natalia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: