Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan, ikan paus yang terdampar di Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Jawa Timur, berhasil diselamatkan dan dilepaskan kembali ke laut dengan selamat oleh tim di lapangan.

"Kami mengapresiasi atas keberhasilan tim di lapangan dalam penyelamatan paus yang terdampar di perairan Pelabuhan Jangkar Situbondo sejak Jumat hingga Sabtu dini hari," kata Dirjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL) KKP Brahmantya Satyamurti Poerwadi dalam siaran pers yang diterima, Minggu.

Brahmantya memaparkan, tindakan penyelamatan membutuhkan waktu hampir 24 jam sejak ditemukan pertama kali oleh nelayan setempat.

Berdasarkan kronologis penyelamatan, paus berhasil dievakuasi ke laut lepas Perairan Situbondo, Sabtu, 3 Maret 2018 dini hari pukul 03.00 WIB, dengan cara menarik dan menggiring ke arah perairan lepas yang lebih dalam saat air pasang.

Paus yang berjenis paus sperma (Physter macrocephalus) dan memiliki panjang sekitar 17 meter itu diduga terdampar karena terpisah dari rombongan dan terjebak di perairan dangkal.

Kondisi kesehatan paus saat dilepaskan semakin membaik ditandai dengan frekuensi semburan dan cara berenang. Saat terdampar, posisi paus menetap di lokasi pada kondisi air surut ketinggian 1,5 meter, posisi badan miring untuk menghindari gesekan bagian bawah badan dengan substrat dasar perairan yang berpasir dan lumpur.

Untuk menjaga suhu tubuh, tim membasahi badan paus dengan karpet yang kemudian disiram air dengan tujuan untuk menjaga kelembaban tubuh paus dan tetap memantau.

Sementara itu, Kepala UPT Balai Pengelolaan Pesisir dan Laut Denpasar Suko Wardono menjelaskan, teknik penanganan terus disampaikan dengan diprioritaskan mengamankan lokasi dari kerumunan warga yang sangat antusias melihat dalam jarak dekat.

Pengendalian itu, ujar Suko Wardono, menjadi kunci penting dalam penanganan yang bertujuan menghindari stress paus dan oleh gerak atau manuver paus di laut.

"Tim mengupayakan terus menyiram air laut di seluruh badan bagian badan atas paus untuk membuat nyaman dan dingin," katanya dan menambahkan, teknik tersebut dilakukan dengan tujuan mempertahankan suhu tubuh paus selama terpapar matahari.

Menurut dia, tim memutuskan mengarahkan paus ke arah laut lepas menggunakan jaring yang lembut dan tali yang diikatkan ke badan dan digiring ke arah perairan lepas yang lebih dalam dengan bantuan semburan udara dan cara berenang.

Paus terlihat berenang aktif ke arah timur laut dalam kondisi sehat saat dilepaskan oleh tim dalam kondisi membaik, yang ditandai oleh frekuensi semburan udara dan cara berenang yang berbeda.

Hingga Sabtu, Balai Pengelolaan dan Sumber Daya Laut Denpasar bersama relawan terus memantau paus di sekitar perairan Situbondo, Banyuwangi, Selat Bali perairan Bali bagian utara.