Jenewa (ANTARA News) - Kekerasan meluas di Ghouta timur kendati PBB menyerukan gencatan senjata sepekan lalu dan bombardemen kantong Suriah yang dikepung itu adalah hukuman kepada warga sipil yang sangat tak bisa diterima, kata PBB seperti dikutip Reuters.
Hampir 600 orang tewas dan sekitar 2.000 lainnya cedera akibat serangan udara dan darat sejak 18 Februari, kata koordinator kemanusiaan PBB Panos Moumtzis.
Dia menyatakan tembakan mortir yang dilepaskan para pemberontak di kantong yang dikuasainya itu ke ibu kota Damaskus telah membunuh dan melukai puluhan warga sipil.
"Alih-alih penghentian yang sangat diperlukan saat ini, kita malah menyaksikan semakin seringnya pertempuran, semakin banyaknya kematian, danm semakin mengerikannya laporan tentang kelaparan dan rumah sakit-rumah sakit yang dibom. Hukuman kolektif terhadap warga sipil ini sungguh tak bisa diterima," kata Moumtzis.
Baca juga:Pembantaian Srebrenica terulang di Ghouta, Suriah
PBB kecam bombardemen Ghouta
4 Maret 2018 18:49 WIB
Asap terlihat dari Ghouta Timur yang terkepung di Damaskus, Suriah, Selasa (27/2/2018). (REUTERS/Bassam Khabieh)
Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018
Tags: