Jakarta (ANTARA News) - China hari ini memperingatkan Amerika Serikat bahwa negeri ini siap memukul balik AS jika kepentingan ekonomi China dirugikan AS. Ancaman ini kian memperkeruh perang dagang antara kedua negara setelah Presiden Donald Trump menerapkan bea masuk baja dan aluminium.

Tindakan Trump ini sendiri memicu rangkaian ancaman balasan dari sejumlah negara, namun pesaing utama perdagangannya, China, sejauh ini berusaha menghindari mengeluarkan ancaman pembalasan.

"China tidak ingin perang dagang dengan Amerika Serikat," kata Zhang Yesui, juru bicara Kongres Rakyat Nasional, dalam jumpa pers, Minggu, seperti dikutip AFP. "Tetapi seandainya AS mengambil langkah yang merugikan kepentingan China, maka China tidak akan tinggal diam dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan."

Zhang memperingatkan bahwa "kebijakan yang didasarkan pada penaksiran salah atau persepsi keliru akan merusak hubungan dan menciptakan konsekuensi yang tidak ingin disaksikan siapa pun."

Langkah Trump itu sendiri diambil setelah penasihat utama ekonomi President Xi Jinping, Liu He, bertemu dengan para pejabat Gedung Putih pekan ini untuk membahas hubungan ekonomi kedua negara.

Selama lawatannya, Liu dan tuan rumah "sepakat bahwa kedua negara harus menyelesaikan sengketa perdagangan mereka lewat kerja sama, bukan dengan konfrontasi."

Sejak mengumumkan rencana mengenakan tarif 25 persen kepada baja impor dan 10 persen untuk aluminium impor, Trump telah mendapatkan ancaman perdagangan dari berbagai negara. Trump malah mengatakan perang dagang bagus dan gampang dimenangkan.

Baca juga:Trump sebut "perang dagang bagus dan mudah dimenangkan"