Tulungagung, Jawa Timur (ANTARA News) - Seorang petani di Desa Ngrejo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur tak sengaja menemukan benda arkeologi bersejarah berbentuk arca dewa saat membersihkan ladang jagung miliknya di kawasan bekas hutan lindung yang sudah gundul.

Sebagaimana keterangan resmi Kepala Seksi Pelestarian Cagar Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung, Winarto, Minggu, arca berukuran 50 x 80 centimeter itu ditemukan Surani dalam kondisi terpendam dalam ranah.

"Pak Surani dan beberapa petani sedang duduk-duduk saat tak sengaja melihat ada struktur batu menyerupai kepala manusia tersembul di atas tanah," kata Winarto, menceritakan kronologi penemuan situs, akhir pekan lalu.

Tak menunggu lama, Surani dibantu beberapa petani lain kemudian melakukan penggalian dan mendapati struktur batu berbentuk patung arca dewa.

Kabar temuan situs arkeologi itu dengan cepat beredar luas sehingga warga lain, termasuk penggiat Pokdarwis (kelompok sadar wisata) Ngrejo datang dan melakukan penyisiran area temuan benda purbakala itu.

Ada beberapa struktur batuan lain kemudian ditemukan tak jauh dari titik lokasi temuan arca, di antaranya berbentuk umpak (fondasi tiang bangunan), sumuran atau petirtan kecil serta sejumlah gerabah kuno.

"Sabtu kemarin (2/3) kami dari Dinas Budpar bersama bagian Litbang Bappeda Tulungagung memverifikasi di lapangan guna mendata awal temuan itu," ujar Winarto.

Namun ia belum memastikan jenis maupun usia arca yang kini disimpan di rumah Surani di Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggunggunung itu.

Otoritas Kabupaten Tulungagung masih akan berkoordinasi Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan guna meneliti lebih lanjut arca dewa itu, sekaligus melakukan eskavasi di sekitar lokasi temuan.

"Semula kami menduga ini jenis arca Agastya (Dewa Agastya) karena strukturnya mirip. Tapi setelah kami diskusikan dengan teman-teman arkeologi, dugaan awal mengerucut ke arca Nandiswara," kata staf BPCB Trowulan yang bertugas sebagai pengelola Museum Wajakensis Tulungagung, Hariyadi.

Namun ia menegaskan kesimpulan tersebut masih bersifat dugaan awal. Kepastian mengenai jenis arca dan apakah ada situs lain di sekitar lokasi akan diteliti lebih lanjut oleh tim ahli arkeologi dari BPCB Trowulan, seperti sudah dikoordinasikan oleh pihak Pemkab Tulungagung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat.

"Sementara menunggu tim BPCB Trowulan ini kami, melalui dinas pariwisata dan pemerintah desa telah meminta Pokdarwis dan warga Desa Ngrejo untuk membantu pengamanan lokasi dari kemungkinan terjadi perusakan ataupun penjarahan benda purbakala yang masih tertinggal," kata Hariyadi.