Chicago (ANTARA News) - Emas berbalik menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena pembicaraan tentang perang dagang global mendorong saham-saham dan dolar AS melemah.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik 18,2 dolar AS atau 1,39 persen, menjadi menetap di 1.323,40 dolar AS per ounce.

Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan pengenaan tarif tinggi untuk impor baja dan aluminium AS, yang memicu kritik di dalam dan di luar negeri dan mengakibatkan kejatuhan saham-saham AS.

Para investor khawatir bahwa perang dagang potensial dengan mitra AS pada akhirnya akan merugikan ekonomi AS juga.

Jika pemerintah Trump berjalan maju dengan tarif yang ketat, negara-negara lain akan melakukan tindakan pembalasan terhadap ekspor AS, kata pengamat. Beberapa sektor AS yang mengandalkan baja impor juga akan menghadapi kenaikan biaya.

Dow Jones Industrial Average turun 137,78 poin atau 0,56 persen pada pukul 18.11 GMT. Ketika ekuitas mengalami kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari aset-aset "safe haven" (tempat berlindung yang aman) seperti emas.

Sementara itu, indeks dolar AS, sebuah ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, turun 0,23 persen menjadi 90,03 pada pukul 18.00 GMT.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah. Jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur dalam dolar AS menjadi lebih menarik bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 19 sen atau 1,17 persen menjadi menetap di 16,466 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan April naik 7,30 dolar AS atau 0,76 persen, menjadi ditutup pada 965,10 dolar AS per ounce.