20 persen siswa SMK memilih bisnis manajemen
3 Maret 2018 06:10 WIB
Dokumentasi--Menakertrans Hanif Dakhiri (tengah) menyaksikan siswa praktek menjahit pakaian di SMK Banat Kudus, Jawa Tengah, Jumat (8/9/2017). Menakertrans meminta serta mendorong kalangan swasta untuk bersama memajukan dunia pendidikan dan membantu pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho) ()
Jakarta (ANTARA News)- Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dr Ir Bahrun MM mengatakan sekitar 20 persen siswa yang ada di jenjang sekolah kejuruan itu mengambil jurusan yang termasuk dalam kategori bisnis manajemen.
"Saat ini ada 4,9 juta siswa SMK mulai dari kelas satu hingga kelas tiga. Sekitar 1,2 juta diantaranya mengambil jurusan bisnis manajemen," ujar Bahrun di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, jurusan bisnis manajemen bukan tidak diperlukan pada saat ini namun perlu adanya revitalisasi agar disesuaikan dengan perkembangan zaman. Oleh karenanya Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan meminta agar adanya penyelarasan kurikulum SMK dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan.
"Kami mengakui kompetensi yang ada di SMK selama ini dianggap kurang sesuai dengan kebutuhan yang ada di industri."
Untuk jurusan bisnis manajemen, kata Bahrun, pihaknya berupaya menyesuaikannya dengan perkembangan zaman misalnya mengubah jurusan pemasaran menjadi pemasaran dalam jaringan (daring), kemudian logistik untuk penjualan daring dan yang terbaru juga ada jurusan energi terbarukan.
"Kami berupaya untuk meningkatkan kompetensi dari siswa lulusan SMK ini. Sehingga begitu lulus, tidak hanya siap kerja tetapi juga bisa menjadi wirausahawan muda."
Bahrun menjelaskan di sejumlah SMK yang ada jurusan pemasaran daring, ada siswa SMK yang beromset hingga ratusan juta rupiah dari pekerjaan sampingannya sebagai pedagang melalui internet.
"Saat ini ada 4,9 juta siswa SMK mulai dari kelas satu hingga kelas tiga. Sekitar 1,2 juta diantaranya mengambil jurusan bisnis manajemen," ujar Bahrun di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, jurusan bisnis manajemen bukan tidak diperlukan pada saat ini namun perlu adanya revitalisasi agar disesuaikan dengan perkembangan zaman. Oleh karenanya Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan meminta agar adanya penyelarasan kurikulum SMK dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan.
"Kami mengakui kompetensi yang ada di SMK selama ini dianggap kurang sesuai dengan kebutuhan yang ada di industri."
Untuk jurusan bisnis manajemen, kata Bahrun, pihaknya berupaya menyesuaikannya dengan perkembangan zaman misalnya mengubah jurusan pemasaran menjadi pemasaran dalam jaringan (daring), kemudian logistik untuk penjualan daring dan yang terbaru juga ada jurusan energi terbarukan.
"Kami berupaya untuk meningkatkan kompetensi dari siswa lulusan SMK ini. Sehingga begitu lulus, tidak hanya siap kerja tetapi juga bisa menjadi wirausahawan muda."
Bahrun menjelaskan di sejumlah SMK yang ada jurusan pemasaran daring, ada siswa SMK yang beromset hingga ratusan juta rupiah dari pekerjaan sampingannya sebagai pedagang melalui internet.
Pewarta: Indriani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: