Mataram (ANTARA News) - Perusahaan BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) akan berinvestasi sebesar Rp3 triliun di Nusa Tenggara Barat untuk mengembangkan bisnis tiga jenis usaha di sana.

"Kami sudah bertemu dengan perwakilan RNI. BUMN itu menjajaki pembangunan pabrik gula pasir, pakan ternak berbahan baku jagung dan penggilingan beras," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Husnul Fauzi, di Mataram, Jumat.

RNI, kata dia, tertarik berinvestasi di sektor pertanian dan perkebunan karena melihat potensi produksi tanaman pangan yang terus meningkat dari tahun ke tahun serta potensi lahan perkebunan yang relatif luas di NTB.

Menurut Husnul, RNI sudah menjajaki pembangunan pabrik gula pasir dengan lokasi yang cocok di Kabupaten Sumbawa, dengan pertimbangan luas lahan kering yang cukup dan cocok untuk tanaman perkebunan jenis tebu.

RNI sudah melakukan penjajakan data terkait lahan untuk penanaman tebu sebagai bahan baku gula pasir. Ada tiga skema yang bisa dilakukan, yakni lahan dengan status hak guna usaha (HGU), lahan hak milik dan pola kemitraan dengan petani pemilik lahan.

"Informasinya RNI berani menyiapkan dana investasi sebesar Rp1,4 triliun. Hampir menyamai PT Sukses Mantap Sejahtera di Kabupaten Dompu yang juga memproduksi gula pasir," ucapnya.

Baca juga: RNI-Pelni kirim perdana kebutuhan pokok tol laut

Baca juga: NTB tawarkan UEA bangun pabrik pengolahan jagung

Baca juga: BKPM : 17 investor asing lirik NTB

Sementara pabrik pakan, lanjut dia, sedang dijajaki dibangun di Kabupaten Sumbawa (Pulau Sumbawa), dan di Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Kedua lokasi tersebut dijajaki karena mempertimbangkan sebagai sentra produksi jagung dan jarak yang relatif dekat dengan pelabuhan.

RNI berminat membangun pabrik pakan karena mempertimbangkan NTB mampu memproduksi jagung hingga 1 juta ton dan terus meningkat setiap tahun.

"Investasi yang disiapkan untuk membangun pabrik pakan ternak berbahan baku jagung sebesar Rp1 triliun," kata Husnul.

RNI juga menyiapkan dana investasi sebesar Rp500 miliar untuk membangun rice milling unit (RMU) atau mesin penggilingan beras dengan skala besar.

Lokasi yang dijajaki adalah Kabupaten Lombok Tengah karena merupakan salah satu sentra produksi padi terbesar di NTB.

Dalam menjalankan bisnisnya, kata Husnul, RNI berencana bermitra dengan para pemilik mesin penggilingan padi di NTB. Ada sekitar 3800 pelaku usaha yang terdaftar, namun operasionalnya tidak maksimal.

Dengan pola kemitraan, menurut dia, akan menguntungkan pengusaha lokal. Padi dan beras NTB juga tidak akan banyak ke luar daerah untuk diolah menjadi beras kualitas premium.

"RNI mau berinvestasi untuk mengolah beras menjadi kualitas premium. Jadi beras NTB tidak akan banyak keluar karena pengusaha lokal bisa bermitra dengan BUMN itu," katanya.