Beirut (ANTARA News) - Pasukan rezim Suriah bentrok dengan para pemberontak di pinggiran Ghouta Timur pada Rabu (28/2) meski Rusia mengumumkan "jeda kemanusiaan" yang kini memasuki hari kedua menurut kelompok pemantau perang.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris menyatakan pertempuran sengit terjadi semalam di daerah kantong yang dikuasai pemberontak di pinggiran timur ibu kota Damaskus itu.

Pada Rabu dini hari, sebelum "jeda kemanusiaan" harian diberlakukan kembali, pasukan Suriah juga menggempur Ghouta Timur dengan serangan udara dan tembakan artileri menurut kepala Observatorium Rami Abdel Rahman kepada AFP.

Dia mengatakan pasukan rezim memanfaatkan "pengeboman intensif dan bentrokan di tepi Ghouta Timur untuk maju ke Distrik Hosh al-Zawahira dan Shaifuniyeh."

Pada Senin, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pemberlakuan "jeda kemanusiaan" harian di Ghouta Timur selama lima jam dari pukul 0700 GMT untuk memungkinkan pengiriman bantuan ke Ghouta Timur dan evakuasi penduduk.

Gencatan senjata diumumkan setelah pasukan rezim Suriah yang didukung Rusia menggempur Ghouta Timur selama sembilan hari, menewaskan ratusan orang dalam salah satu serangan paling mematikan dalam perang tujuh tahun di negara itu.

Observatorium mengatakan serangan udara dan tembakan artileri di daerah kantong tersebut berhenti tepat sebelum "jeda kemanusiaan" diberlakukan kembali pada Rabu, namun di bentrokan terus berlanjut di sekitar Hosh al-Zawahira dan Shaifuniyeh.

Jenazah enam orang ditarik dari reruntuhan di sepanjang daerah kantung itu pada Rabu, menambah jumlah warga sipil yang tewas di sana sejak 18 Februari menjadi 590 menurut Observatorium. Hampir seperempat dari korban tewas adalah anak-anak.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Rabu mengatakan pemberontak Suriah bertanggung jawab untuk memastikan "gencatan senjata" berjalan. (mr)