Surabaya (ANTARA News) - Penyebab kematian mantan Wakapolda Sumatera Utara Kombes Pol (Purn) Agus Samad masih menjadi teka-teki ketika Polda Jawa Timur mengaku masih berkonsolidasi dnegan Polres Malang untuk mengungkap penyebab kematian sanga mantan wakapolda.

"Hasil Labfor kasus ini sudah keluar. Hari ini tim (Polda Jatim) back up ke Malang terkait konsolidasi dalam rangka memecahkan permasalahan ini," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Rabu.

Meski hasil Labfor sudah keluar, namun Barung enggan merincinya karena bukan ranah publik.

"Mohon maaf kami tidak bisa menyampaikan hasilnya di ruang (publik) ini. Dikarenakan hasil forensik dan visum merupakan konsumsi penyidik dalam membuat terang penyebab kematian dalam kasus ini," kata Frans.

Frans lalu mengajukan tiga alternatif penting di balik kematinan itu, yaitu karena bunuh diri, dibunuh atau kecelakaan.

Polda Jatim sendiri sudah menyingkirkan alternaf ketiga, yakni kematian akibat kecelakaan, sehingga tersisa dua alternatif yang kemudian diperdalam polisi mengenai apakah Agus mati dibunuh atau bunuh diri.

"Tidak ada kesulitan dalam pengungkapan kasus ini. Tinggal kita menyimpulkannya dan memastikan kedua alternatif. Apakah penyebab kematian karena dibunuh atau bunuh diri. Inilah fokus kami," ujar Frans.

Kesimpulan dua alternatif itu tinggal menunggu hasil Inafis Mabes Polri. Kalau hal itu sudah ada, Frans memastikan akan mengungkapkannya kepada publik dan media massa perihal penyebab kematian Agus Samad.

Menurut dia, dalam kasus ini ada spesifikasi khusus yang perlu didalami penyidik Polri, saalah satunya penyebab kematian korban yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).

"Kasus kematian ini memang mendapat perhatian kita semua, terutama Polda Jatim. Rekan-rekan media percaya bahwa saya tidak pernah menutupi segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas Polri yang ada di Jatim. Perkembangan kasus ini akan saya sampaikan kepada publik dan rekan media," kata Frans.

Baca juga: Kematian mantan wakapolda Sumut masih diselidiki